MARI
BELAJAR SEJARAH DARI FILIPINA
ANALISA KODE HUKUM KALANTIAW
PENDAHULUAN
Wah, apaan nie!? emang kurang
apa dengan sejarah nusantara? Banyak yang belum ketahui, dipelajari,
diselidiki, teramat kaya dan masih kaya sejarah nusantara dibanding dengan
Filipina? Memangnya kenapa dengan sejarah Filipina sampai ngajak-ngajak belajar
darinya? Mungkin itu pertanyaan spontan atas judul artikel yang penulis
tampilkan. Eitsss, sabarrr, sebentar dulu ya, kasih kesempatan penulis untuk
menjelaskannya maksud dan tujuannya. Dijamin! Pasti ada maksud dan tujuannya
dari penulis.
Begini. Terdapat beberapa
kesamaan latar belakang sejarah antara sejarah Filipina dan Nusantara kalau
dikupas lebih tebal (penulis menyebut nusantara sebutan lain untuk Indonesia,
Nusantara nuansanya lebih ke tempo doeloe, gak ada yang keberatan kan?), selain
itu ada beberapa peristiwa penting yang terjadi dengan sejarah di Filipina, dan
secara faktual ini mengubah arah sejarah mereka, yang notabene sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka, dulunya, bahkan semua lapisan dan level strata
kehidupan baik kenegaraan, sosial dan budaya, dunia pendidikan dan lain sebagainya juga tidak
luput dihiasi dengan kerangka sejarah yang dianggap dan memang telah dibuktikan tidak benar, alias aspal,
asli tapi palsu, asli memang ada sumber informasinya tapi isi kandungannya adalah
suatu kepalsuan.
Tapi pada akhirnya, sebagian
besar dari mereka lambat laun menyadari walaupun kenyataan itu terasa pahit,
dan sangat tragis. Sejarah yang mereka banggakan tiada lain hanyalah bualan
kosong, karya seorang atau sekelompok atau atas nama suatu kepentingan
tertentu. Sebagian dari mereka lagi masih bertahan, karena dianggap layak
dengan suatu nuansa kaum dan teramat sulit untuk diubah pemahaman yang sudah
berurat dan berakar tersebut, walau secara ilmiah, atau keilmuan sudah bisa
dibuktikan bahwa itu dusta, palsu.
Beberapa dokumen sejarah
Filipina setelah diteliti dan dikaji kandungannya oleh para ahli sejarah, dan
melalui kesepakatan para ahli sejarah juga ternyata dokumen-dokumen sejarah itu
palsu, sungguh menjungkirbalikkan semua kondisi, pandangan, hargadiri, pakem
standar dan lain sebagainya, suatu kenyataan yang secara perasaan tidak bisa
diterima dengan begitu saja dengan mudah. Semua kajian, debat, diskusi,
inspirasi, berbagai hasil karya sastra dan lain sebagainya yang mengacu pada
dokumen tersebut harus menerima kenyataan, dihempaskan begitu saja, menjadi
timbunan sampah ide dan kreatifitas. Mereka dihinakan oleh inisiatif atau niat
pemalsu, sekali lagi sungguh kenyataan sejarah yang teramat pahit,
sepahit-pahitnya, derita perasaan yang terelakan, sungguh dramatis.
LATAR BELAKANG
Penulis menyajikan artikel ini
dilatarbelakangi oleh tulisan-tulisan penulis sebelumnya, terdapat banyak
pertanyaan dibenak penulis tentang sejarah nusantara, ada yang biasa-biasa
saja, ada setengah biasa, ada yang luar biasa ada juga yang terasa sungguh
aneh, bahkan menuju ketidakrealistisan dan ketidaklogikaan, itu yang dialami
penulis. Wajar memang, untuk mengenal sejarah tentunya harus membaca, mengkaji
dan bahkan sampai meneliti sejarah itu sendiri, pasti dalam perjalananya akan
menemukan keberagaman seperti diatas, dan penulis sangat bersyukur, positifnya
penulis yang tadinya buta terhadap sejarah bangsa sendiri, sedikit-demi sedikit terbuka pandangan, walau terkadang belum jelas, dan terapi atas kebutaan tentang sejarah itu dilakukan dengan cara yaitu dengan terus menerus membiasakan membaca, membaca dan membaca serta membaca. Ya, intinya harus membaca, iqro!
Alhasil sudah bisa merasakan,
meraba dan mencium aroma wangi dari sejarah nusantara yang kita cintai, walau
untuk mengetahui bentuknya harus lebih banyak lagi belajar dan terus belajar,
setidaknya bayang-bayang bentuk tentang sejarah nusantara sudah samar-samar
penulis dapat kenali. Tentunya penulis berharap banyak masukan, saran, ide dan bahkan
kritik dari pembaca budiman, penulis sampaikan rasa terima kasih tak terhingga.
Berbicara sejarah, prosedur
standar untuk pengkajian dan penelitiannya harus melalui beberapa urutan dari bukti
sejarah itu sendiri sebagai bahan materi ujinya, terdapat bukti sejarah yang
bersifat primer, sekunder dan lainnya, pembaca tentu sudah tidak asing lagi
dengan SOP seperti itu. Syah atau tidaknya cerita sejarah yang diakui oleh
semua pihak bisa dilihat dengan kuat atau lemahnya bukti yang diajukan, makanya
ada beberapa penilainya tentannya seperti syah atau shohih, lemah, meragukan,
masih diperdebatkan, salah, keliru, palsu dan lain sebagainya, bahkan sudut
pandang dan latarbelakang kepentingan suka ikut-ikutan menjastifikasi penilaian
bahkan menghakimi hal-hal tersebut juga, ini tidak bisa terelakan. Ada yang setuju,
langsung setuju (taqlid buta), ragu-ragu, remang-remang (ehhh kaya kafe....ga ada yang
ginian kaleee...hehehe, langsung-X aja), menolak dan lain-lain.
Sejarah, memang ditakdirkan untuk manusia menjadi
sumber yang gak akan pernah habis untuk dibicarakan, digunjingkan, dirumorkan,
diisukan, digosipkan, dipelajari, diteliti, dianalisa dan lain-lain bahkan bisa
juga diperjualbelikan, beneran nie!? Why
not. Sungguh sangat banyak kata kerja untuk sejarah, tiada matee-nye! Ya,
karena sejarah mempunyai sifat yang sangat terbuka dan bebas untuk mendapat
berbagai perlakuan dan diperlakukan seperti itu, memang teramat kaya untuk
dieksplorasi, itulah sejarah.
Satu hal yang penting dan perlu
dingat, semua perlakuan terhadap sejarah karena memang ada tujuan, maksud dan
kepentingan dari sejarah itu sendiri. Sejarah tidaklah berarti kalau tidak bisa
menimbulkan dampak yang berarti bagi kehidupan manusia, baik untuk saat ini ataupun
untuk masa depan, itulah kepentinganya, ada sumbangsih dari sejarah yang
mempengaruhi dua masa itu, masa sekarang dan masa depan. right?
Hal yang wajar kalau kalau
selalu ada hal-hal baru atau temuan bukti sejarah baru, tulisan baru yang bisa
jadi merupakan penulisan ulang yang digubah atau revisi total, pendapat baru, teori baru
dan lain sebagainya tentang sejarah, sesuai dengan kepentingan masa kini dan
masa depan tentunya, tapi tetap dalam melakukannya harus patuh dan taat
terhadap azas atau kaidah-kaidah pembuktian sejarah seperti yang disampaikan
diatas, sebelumnya.
Dalam artikel-artikel lain yang penulis buat,
penulis sering mempertanyakan dan bahkan mencoba mengambil kesimpulan-kesimpulan (sifatnya opini pribadi) tentang
beberapa peristiwa sejarah, seperti:
- Mengapa catatan sejarah di Nusantara pada awal abad masehi seolah-olah hilang, lenyap?
- Apakah kisah Ken Arok, Sumpah Palapa, perang Bubat itu pernah ada dan apa benar kejadiannya seperti itu?
- Apakah kisah Gajah Mada itu seperti itu seperti yang disampaikan dalam Naskah Pararaton?
- Pola hubungan seperti apakah anatara kerajaan Sunda dan Majapahit pada jaman dulu?
- Apa seratus persen benar, tentang cerita sejarah yang disampaikan oleh kitab-kitab atau naskah, atau manuskrip kuno dan lain-lain yang notabene catatan sejarah itu termasuk katagori sumber sejarah klasifikasi sekunder, bukan primer?
- Apakah hanya masa kerajaan Majapahit yang bisa mempersatukan atau “menaklukan” Nusantara? Apa Majapahit juga tidak belajar dari kerajaan-kerajaan sebelumnya?
- Apakah yakin dengan apa yang disampaikan oleh para sejarawan tentang sejarah Nusantara, terutama para sejarawan pada masa penjajahan?
Itulah pertanyaan-pertanyaan
dasar yang merupakan inspirasi bagi penulis sehingga penulis mencoba membuat
tulisan dalam artikel-artikel sebelumnya, dasar pertanyaan itu karena memang
peristiwa-peristiwa sejarah seperti yang dipertanyakan diats itu tidak didukung oleh bukti-bukti primer. Tentang
keyakinan terhadap para sajarawan, ya karena harus tetap ada pertanyaan, apakah
mereka benar-benar independen yang mengatasnamakan keilmuan ataukah ada kepentingan
yang melatarbelakanginya sehingga tentu akan mempengaruhi tentang informasi cerita sejarah yang disampaikannya.
Pertanyaan yang menandai
tulisan artikel ini adalah apakah alur sejarah yang ada sekarang dan diakui
oleh khalayak memang begitukah keadaanya atau ada diantaranya yang dicurigai mengandung kepalsuan tentang sejarah
Nusantara? Oleh karena itu, penulis mengajak pembaca yang budiman untuk menyimak
peristiwa sejarah dari negeri tetangga yaitu Filipina.
Dugaan pemalsuan sejarah
terjadi disana, dan pembuktian akan hal ini dilakukan secara ilmiah, bukti-bukti yang mendukung sifatnya kuat,
bisa dipertahankan dari sisi alasan dengan komunitas para ahli sejarah lainya dan belum ada yang bisa menyanggah terhadap pembuktian kepalsuan cerita sejarah tersebut.
Mari berlanjut ke bahasan berikutnya,
tentang kisah pemalsuan sejarah tersebut, stay
tune on this article.....lanjut maaaaaang, setuju mas brooowww! Hehehe.
terimakasih informasi menariknya...
BalasHapuseksim
kanker
kutil
kutil
sipilis
Silahkan di kunjungi ya teman teman 100% Memuaskan
BalasHapus> Hoki anda ada di sini <
1 USER ID UNTUK SEMUA GAME
Kami memberi bukti bukan Janji
Daftar sekarang juga di www.dewalotto.club
MIN DEPO & WD HANYA Rp.20.000,-
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : ( +855 69312579 ) 24 JAM ONLINE
MELAYANI TRANSAKSI VIA BANK :
BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON-NIAGA
Raihlah Mimpi Anda Setiap Hari & Jadilah Pemenang !!!