Sabtu, 19 Mei 2012

KERAJAAN MEDANG, PENAKLUK NUSANTARA

KERAJAAN MEDANG, PENAKLUK NUSANTARA JILID II
ANALISA PRASASTI LAGUNA
PENDAHULUAN

Penulis yakin judul artikel ini bisa jadi menimbulkan kekagetan luar biasa, ya kalau gak kaget luar biasa, cukup dengan istilah kaget saja (jangan terlalu muluk-muluk hehehe). Judul ini berawal dari rasa ingin tahu penulis dari informasi prasasti yang terdapat di Philipina, yang ditemukan pada tahun 1989 Masehi. Prasasti ini dalam bahasa Inggris disebut The Laguna Copperplate Inscription (disingkat LCI). Penulis memberikan perhatian besar terhadap prasasti ini karena disebutkan sebelumnya bahwa ditemukannya terbilang baru, masih anget-anget jahe, terhitung 23 tahun yang lalu dari sekarang, 2012 Masehi.

Dengan prasasti ini pula penulis memberanikan diri dengan menyebut bahwa Kerajaan Medang (Mataram Kuno - Hindu) adalah kerajaan penakluk nusantara jilid II, tahap kedua, setelah Kerajaan Sriwijaya, tahap pertama, jilid I dan kemudian menyusul si bontot Kerajaan Majapahit, tahap ketiga, Jilid III (semuanya pakai jilid supaya adil hehehe).

Prasasti Laguna ini adalah dokumen sejarah tertulis yang dikenal paling awal ditemukan di Philipina. Berupa lempengan plat tembaga tipis berukuran kurang dari 20 × 30 cm (8 × 12 inci) dengan bentuk tulisan timbul, ditemukan oleh seorang buruh pasir dekat muara Sungai Lumbang di Barangay Wawa, Lumban, Laguna, tentunya pasti di Philipina, soalnya sudah disebutkan sebelumnya.

Prasasti tersebut pertama kali dilakukan penelitian oleh seorang antropolog Belanda, Antoon Postma. Penemuan ini sangat penting sebagai bukti hubungan budaya antara Pra-Hispanik orang Tagalog dengan berbagai peradaban kontemporer Asia, terutama orang Jawa (Kerajaan Medang), Kekaisaran Sriwijaya, dan kerajaan-kerajaan di India Tengah (dilihat dari bahasa, lebih lanjut masalah perkiraan agama yang berkembang, pra-Spayol dan Islam).

Tertulis diatasnya, permulaan teks yaitu era tahun Saka 822, atau setara dengan 900 Masehi pada bulan Waisaka, hari keempat bulan memudar, dan ini  dalam penangalan modern tepat jatuh pada hari  Senin, 21 April 900 Masehi, dalam kalender Gregorian tentunya.

Sistem penulisan yang digunakan adalah Script Kawi – Jawa Kuno, sementara dilihat dari bahasa yang digunakan adalah campuran berbagai bahasa yaitu terdiri dari bahasa Melayu Kuno, berisi kata-kata pinjaman dari bahasa Sansekerta dan berbagai elemen kosakata beberapa bahasa non-Melayu yang berasal diantaranya bahasa Tagalog Lama dan Jawa Kuno. Selengkapnya tentang berita prasasti Laguna ini akan dibahas kemudian dibagian artikel lebih lanjut.

LATAR BELAKANG

Tentu pengetahuan tentang sejarah nusantara akan membeberkan secara gamblang tentang silsilah raja-raja pada masa abad ke-7, ke-8, ke-9 dan ke-10, baik itu raja-raja dari Kerajaan Sriwijaya, Medang dan kerajaan-kerajaan lain diluar pulau Sumatera dan Jawa, bahkan manca nagara (lingkup Asia tenggara khususnya).

Tapi bagi siapapun, maksud penulis pembaca yang budiman,  acungkan tangan! (kok acungkan tangan, kaya di kelas aja hehehe) kalau ada yang bisa menjawab pertanyaan penulis, “Siapa Raja Sriwijaya pada kisaran tahun 861–960 Masehi? Hayooo, kalau ada yang bisa jawab, pembacaan artikel ini jangan dilanjutkan, hentikan segera, percuma, tapi kalau tidak bisa menjawab, ya harus dengan rela hati untuk melanjutkan membaca artikel ini, mudah-mudahan nambah wawasan, ada manfaatnya...aminnn! Penulis kasih bocoran, liat bagan dibawah!kalau gak keliatan ya pakai kacamata, kalau gak keliatan juga? Harap tenang ada petunjuk selanjutnya.


Satu lagi pertanyaan penulis, “siapakah Raja Khmer atau setidaknya raja diwilayah Kamboja dan Vietnam pada awal abad ke-9 tepatnya mulai 900-1000 Masehi?“, kalau ada yang bisa jawab, walaupun pertanyaan pertama diatas tidak bisa jawab, silakan boleh-boleh saja pembaca mulai meragukan artikel ini.

Begini. Penulis juga tidak bisa menjawab kedua pertanyaan diatas, karena tidak ada datanya, atau mungkin belum dapat datanya. Silakan cek di Wikipedia Online, hasilnya bagan diatas, tentang silsilah raja-raja Kerajaan Sriwijaya, nama raja-raja itu akan terhenti ketika tahun 860–960 Masehi, dengan raja terakhir Balaputradewa 860 Masehi, menurut keterangan prasasti Nalanda, dan kemudian dilanjut lagi oleh Sri Udayaditya Warmadewa atau Se-li-hou-ta-hia-li-tan, menurut berita utusan Tiongkok pada tahun 960 dan 962 Masehi.

Kerajaan Khmer, juga demikian, raja terakhir mulai tahun 889 Masehi, yaitu Yasovarman I, dia mulai membangun Angkor, yang kemudian berganti nama menjadi Yasodharapura. Raja Yasovarman I ini memerintah sampai tahun 900 Masehi. Akhir tahun ini dan selanjutnya, catatan siapa rajanya tidak diketemukan, hilang dan baru ditemukan lagi seorang Raja pada tahun 1002 Masehi, yaitu Suryavarman I yang merebut tahta kerajaan, merebutnya dari siapa? Tidak diketahui. Di bawah pemerintahannya, Suryavarman I, wilayah kerajaan Angkor bertambah luas sampai ke wilayah-wilayah yang yang dikenal sekarang dan tidak asing lagi yaitu negara Thailand dan Laos. Perhatikan! angka tahun 900 Masehi, itu sama dengan pembuatan prasasti Laguna di Philipina. right!

Berdasarkan hilangnya catatan sejarah inilah, yang melatarbelakangi penulis mengajukan wacana tentang Kerajaan Medang sebagai Penakluk Wilayah Nusantara Jilid II, padahal dari catatan para sejarah tempo dulu, catatan sekarang juga masih sama, wilayah Kerajaan Medang hanyalah tatar Jawa, Madura dan Bali. Tiga wilayah itu sendiri masih menyisakan pertanyaan, Nusa Tenggara Barat dan Timur atau Timor-timor bagai mana? Mungkin sejatinya kalau Timor-timor pada jaman dahulu kala masih termasuk katagori gugusan pulau Nusa Tenggara, bisa jadi seperti itu. Atau mungkin gugusan Nusa Tenggara juga masih termasuk, secara global ke wilayah Bali, bisa ya bisa tidak, soalnya semuanya pake kata mungkin hehehe.

Tidak semata-mata penulis mengajukan analisa Prasasti Laguna kalau tidak ada hubungan dengan Kerajaan Medang dan tidak semata-mata pula penulis menanyakan tentang Kerajaan Khmer kalau juga tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Medang Juga, bikin cape yang baca aja kalau tidak ada hubungannya alias mubazhir. mari ke bagian selanjutnya, gampang tinggal klik link dibawah.

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.