KERAJAAN MEDANG, PENAKLUK NUSANTARA JILID II
ANALISA PRASASTI LAGUNA
PENDAHULUAN
Penulis
yakin judul artikel ini bisa jadi menimbulkan kekagetan luar biasa, ya kalau
gak kaget luar biasa, cukup dengan istilah kaget saja (jangan terlalu
muluk-muluk hehehe). Judul ini berawal dari rasa ingin tahu penulis dari
informasi prasasti yang terdapat di Philipina, yang ditemukan pada tahun 1989
Masehi. Prasasti ini dalam bahasa Inggris disebut The Laguna Copperplate Inscription (disingkat LCI). Penulis
memberikan perhatian besar terhadap prasasti ini karena disebutkan sebelumnya
bahwa ditemukannya terbilang baru, masih anget-anget jahe, terhitung 23 tahun
yang lalu dari sekarang, 2012 Masehi.
Dengan
prasasti ini pula penulis memberanikan diri dengan menyebut bahwa Kerajaan Medang
(Mataram Kuno - Hindu) adalah kerajaan penakluk nusantara jilid II, tahap
kedua, setelah Kerajaan Sriwijaya, tahap pertama, jilid I dan kemudian menyusul
si bontot Kerajaan Majapahit, tahap ketiga, Jilid III (semuanya pakai jilid
supaya adil hehehe).
Prasasti
Laguna ini adalah dokumen sejarah tertulis yang dikenal paling awal ditemukan
di Philipina. Berupa lempengan plat tembaga tipis berukuran kurang dari 20 × 30
cm (8 × 12 inci) dengan bentuk tulisan timbul, ditemukan oleh seorang buruh
pasir dekat muara Sungai Lumbang di Barangay Wawa, Lumban, Laguna, tentunya
pasti di Philipina, soalnya sudah disebutkan sebelumnya.
Prasasti
tersebut pertama kali dilakukan penelitian oleh seorang antropolog Belanda,
Antoon Postma. Penemuan ini sangat penting sebagai bukti hubungan budaya antara
Pra-Hispanik orang Tagalog dengan berbagai peradaban kontemporer Asia, terutama
orang Jawa (Kerajaan Medang), Kekaisaran Sriwijaya, dan kerajaan-kerajaan di
India Tengah (dilihat dari bahasa, lebih lanjut masalah perkiraan agama yang
berkembang, pra-Spayol dan Islam).
Tertulis
diatasnya, permulaan teks yaitu era tahun Saka 822, atau setara dengan 900
Masehi pada bulan Waisaka, hari keempat bulan memudar, dan ini dalam
penangalan modern tepat jatuh pada hari Senin, 21 April 900 Masehi, dalam
kalender Gregorian tentunya.
Sistem
penulisan yang digunakan adalah Script Kawi – Jawa Kuno, sementara dilihat dari
bahasa yang digunakan adalah campuran berbagai bahasa yaitu terdiri dari bahasa
Melayu Kuno, berisi kata-kata pinjaman dari bahasa Sansekerta dan berbagai
elemen kosakata beberapa bahasa non-Melayu yang berasal diantaranya bahasa
Tagalog Lama dan Jawa Kuno. Selengkapnya tentang berita prasasti Laguna ini
akan dibahas kemudian dibagian artikel lebih lanjut.
LATAR BELAKANG
Tentu
pengetahuan tentang sejarah nusantara akan membeberkan secara gamblang tentang
silsilah raja-raja pada masa abad ke-7, ke-8, ke-9 dan ke-10, baik itu
raja-raja dari Kerajaan Sriwijaya, Medang dan kerajaan-kerajaan lain diluar
pulau Sumatera dan Jawa, bahkan manca nagara (lingkup Asia tenggara khususnya).
Tapi
bagi siapapun, maksud penulis pembaca yang budiman, acungkan tangan! (kok
acungkan tangan, kaya di kelas aja hehehe) kalau ada yang bisa menjawab
pertanyaan penulis, “Siapa Raja Sriwijaya pada kisaran tahun 861–960 Masehi?
Hayooo, kalau ada yang bisa jawab, pembacaan artikel ini jangan dilanjutkan,
hentikan segera, percuma, tapi kalau tidak bisa menjawab, ya harus dengan rela
hati untuk melanjutkan membaca artikel ini, mudah-mudahan nambah wawasan, ada
manfaatnya...aminnn! Penulis kasih bocoran, liat bagan dibawah!kalau gak
keliatan ya pakai kacamata, kalau gak keliatan juga? Harap tenang ada petunjuk
selanjutnya.
Satu
lagi pertanyaan penulis, “siapakah Raja Khmer atau setidaknya raja diwilayah
Kamboja dan Vietnam pada awal abad ke-9 tepatnya mulai 900-1000 Masehi?“, kalau
ada yang bisa jawab, walaupun pertanyaan pertama diatas tidak bisa jawab,
silakan boleh-boleh saja pembaca mulai meragukan artikel ini.
Begini.
Penulis juga tidak bisa menjawab kedua pertanyaan diatas, karena tidak ada
datanya, atau mungkin belum dapat datanya. Silakan cek di Wikipedia Online,
hasilnya bagan diatas, tentang silsilah raja-raja Kerajaan Sriwijaya, nama
raja-raja itu akan terhenti ketika tahun 860–960 Masehi, dengan raja terakhir
Balaputradewa 860 Masehi, menurut keterangan prasasti Nalanda, dan kemudian
dilanjut lagi oleh Sri Udayaditya Warmadewa atau Se-li-hou-ta-hia-li-tan,
menurut berita utusan Tiongkok pada tahun 960 dan 962 Masehi.
Kerajaan
Khmer, juga demikian, raja terakhir mulai tahun 889 Masehi, yaitu Yasovarman I,
dia mulai membangun Angkor, yang kemudian berganti nama menjadi Yasodharapura.
Raja Yasovarman I ini memerintah sampai tahun 900 Masehi. Akhir tahun ini dan
selanjutnya, catatan siapa rajanya tidak diketemukan, hilang dan baru ditemukan
lagi seorang Raja pada tahun 1002 Masehi, yaitu Suryavarman I yang merebut
tahta kerajaan, merebutnya dari siapa? Tidak diketahui. Di bawah
pemerintahannya, Suryavarman I, wilayah kerajaan Angkor bertambah luas sampai
ke wilayah-wilayah yang yang dikenal sekarang dan tidak asing lagi yaitu negara
Thailand dan Laos. Perhatikan! angka tahun 900 Masehi, itu sama dengan
pembuatan prasasti Laguna di Philipina. right!
Berdasarkan
hilangnya catatan sejarah inilah, yang melatarbelakangi penulis mengajukan
wacana tentang Kerajaan Medang sebagai Penakluk Wilayah Nusantara Jilid II,
padahal dari catatan para sejarah tempo dulu, catatan sekarang juga masih sama,
wilayah Kerajaan Medang hanyalah tatar Jawa, Madura dan Bali. Tiga wilayah itu
sendiri masih menyisakan pertanyaan, Nusa Tenggara Barat dan Timur atau
Timor-timor bagai mana? Mungkin sejatinya kalau Timor-timor pada jaman dahulu
kala masih termasuk katagori gugusan pulau Nusa Tenggara, bisa jadi seperti
itu. Atau mungkin gugusan Nusa Tenggara juga masih termasuk, secara global ke
wilayah Bali, bisa ya bisa tidak, soalnya semuanya pake kata mungkin hehehe.
Tidak
semata-mata penulis mengajukan analisa Prasasti Laguna kalau tidak ada hubungan
dengan Kerajaan Medang dan tidak semata-mata pula penulis menanyakan tentang
Kerajaan Khmer kalau juga tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Medang Juga,
bikin cape yang baca aja kalau tidak ada hubungannya alias mubazhir. mari ke
bagian selanjutnya, gampang tinggal klik link dibawah.