KEN ANGROK MENGGUGAT MBAH GOOGLE
D. Kilas Balik Tentang DR JLA Brandes
Sekedar
mengingatkan bahwa DR JLA Brandes (sejarawan Belanda ahli filologi dan
lingusitik) yang meneliti tentang naskah-naskah kuno dan artefak sejarah
lainya, khususnya naskah Pararaton. Dia digolongkan sebagai seorang ilmuwan
yang ahli dalam keilmuan Filologi mencakup didalamnya fonetik, fonologi,
morfologi dan semantik dan bukan berarti juga dia tidak paham ilmu linguistik
sebagai sistem rangkaian, jalianan (keterkaitan) dan sistem urutan (kelas) kata
dan bahasa, mulai arti dan asal usulnya.
Brandes
juga mewakili bangsa-bangsa Eropa, asal bangsanya sendiri, terutama Belanda dan
Inggris. Apakah kata dedes adalah suatu kebetulan mempunyai arti musk, muskus
atau civet cat dalam bahasa mereka? yanga ada keterkaitannya dengan harum
kasturi? Brandes berada di Indonesia pada jaman itu abad ke 19, pada saat bukan
bahasa Indonesia sekarang ini yang telah disempurnakan yang akrab ditelinga,
dipakai dan dipahaminya, tetapi rumpun bahasa Melayu.
Nama
naskah atau kitab "Pararaton" yang suka diartikan sebagai kitab para
ratu, para datu atau kitab para raja, apakah tidak mempunyai kemiripan bunyi
dan tulisan kata dengan "parrot", coba kita lihat tentang
burung Nuri Raja yang berasal dari Maluku, menurut salah satu sumber adalah
sebagai berikut:
"Burung
Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) layak menjadi burung khas Maluku.
Burung berparuh bengkok yang sering disebut Nuri Raja saja ini memang
ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Maluku. Anugerah
yang pantas bagi burung Nuri Raja yang mempunyai bulu indah ini meskipun
terkesan norak.
Burung Nuri Raja Ambon sering disebut Nuri Raja saja. Hewan
ini dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Moluccan King-parrot, Ambon King Parrot, atau Amboina King Parrot.
Sedangkan dalam bahasa latin burng endemik Maluku ini disebut Alisterus
amboinensis.
Nuri Raja atau Amboina King Parrot (Alisterus amboinensis)
merupakan satu dari 3 anggota King Parrot (Genus: Alisterus) selain Nuri Raja
Papua atau Papuan King Parrot (Alisterus chloropterus) dan Nuri Raja Australia
atau Australian King Parrot (Alisterus scapularis).
Burung endemik yang ditetapkan sebagai maskot provinsi
Maluku mendampingi Anggrek Larat sebagai flora identitas provinsinya ini hidup
secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri
Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal
di lubang-lubang pada pohon. Perkawinan terjadi sekitar pada bulan Februari
hingga Maret."
Apakah
Brandes mengambil nama pararaton untuk nama naskah manuskrip kuno itu tidak
terinspirasi dari nama burung ini, King Parrot? bisa jadi ya atau pun
tidak, yang keberadaanya burung itu di Maluku-Ambon manisse(kali). Apakah
nama Angrok juga terinspirasi dari Anggrek Larat, yang sebagai identitas daerah
maluku berdampingan dengan burung Nuri Raja? jawabanya bisa ya, bisa juga
tidak. Keindahan Anggrek Larat dan Burung Nuri Raja yang disebut-sebut sebagai
burung cerdas, apakah memberikan kesan mendalam bagi Brandes? bisa ya bisa
tidak, namanya juga iseng-isengan, tidak perlu jawaban pasti, hanya Brandes dan
Tuhan-lah yang tahu.
Data
sejarah menunjukan bahwa Brandes tidak hanya ditugaskan untuk daerah jawa
tetapi mencakup istilah Hindia Timur, istilah nusantara sekarang. Brandes
pernah melakukan kajian yang mendalam tentang perkembangan kebudayaan Asia
Tenggara dalam masa proto-sejarah. Tugas dari pemerintahan negerinya bukan
hanya koleksi artefak sejarah (yang banyak digondol ke Universitas di Leiden),
tapi juga menginventarisir kekayaan langka di bumi nusantara tercinta ini.
Kewajiban Brendes adalah memberikan laoparan tahunan terhadap pemerintah
kerajaan Hindia Belanda, baik dari berbagai hal informasi tentang tugasnya itu,
sebagai bentuk kewajiban dia sebagai ketua komisi yang dibentuk yaitu Komisi
Hindia Belanda untuk Penelitian Arkeologi di Jawa dan Madura.
Meninggalnya
Brandes pada tahun 1905, saat ia masih menjabat ketua Commissie in
Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera (Komisi
Hindia Belanda untuk Penelitian Arkeologi di Jawa dan Madura), yaitu cikal
bakal dari Dinas Purbakala dan Pusat Penelitian Arkeologi di Indonesia, yang
meninggalkan bekas catatan sejarah yang sangat mempengaruhi sejarah Nasional
Indonesia, sebagai hasil penelitiannya, karena berita Pararaton isinya sebagian
besar mempengaruhi catatan resmi sejarah nasional atau minimnya sudah menjadi
berita umum yang dipahami oleh masyarakat tentang sebagian besar muatan Naskah
Pararaton menghiasi bingkai sejarah Nasional, yang selesai tahun 1902 dan
dilanjutkan atau digubah oleh para sarjana lainya 1920.
Kalau pembaca budiman penasaran dengan nama-nama
istilah diatas silakan baca tentang :
1.
Dedes (Melayu), Civet cat
(Inggris)atau Civetkatten (Belanda), ada penjelasan tentang harum kasturi di teks ini dari hewan sejenis musang.
2.
Muskus (Belanda) atau Musk(Inggris)
atau Dedes (Melayu), ada penjelasan tentang harum kasturi di teks ini dari hewan sejenis musang juga.
3.
Angrod, nama yang hampir
mirip dengan Angrok (nanti nyasar ke kisah Lord of The Ring hehehe).
4.
Angron, nama yang hampir mirip juga dengan Angrok
5.
Angrok the Avenger, kisah
fiksi
6.
Angrok the Destroyer, kisah
fiksi juga.
7.
Tentang DR
JLA Brandes yang meneliti kitab Pararaton yang didalamnya ada kisah Ken Angrok,
versi bahasa Belanda, Versi terjemahan Google ke bahasa
Indonesia, terdapat kisah tentang usaha Brandes meneliti Naskah
Pararaton.
Ada fasilitas terjamahan google disamping kanan website
penulis, silakan pergunakan. Anggap saja cuma iseng liat-liat untuk link-link
diatas. Angrok adalah nama yang mendunia, selain dalam terjemahan Mbah Google
juga ada, mungkin saja menjadi inspirasi para kuli tinta dan penulis lainnya,
bukan hanya di Indonesia, bahkan dunia sekalipun bisa jadi. Silakan cek
melegendanya nama Ken Angrok dalam websites internasional, yang terkenal di
bahasa tulisan mereka adalah Angrok bukan Arok.