Senin, 23 April 2012

KEN ANGROK MENGGUGAT MBAH GOOGLE III

KEN ANGROK MENGGUGAT MBAH GOOGLE
 
D.     Kilas Balik Tentang DR JLA Brandes
Sekedar mengingatkan bahwa DR JLA Brandes (sejarawan Belanda ahli filologi dan lingusitik) yang meneliti tentang naskah-naskah kuno dan artefak sejarah lainya, khususnya naskah Pararaton. Dia digolongkan sebagai seorang ilmuwan yang ahli dalam keilmuan Filologi mencakup didalamnya fonetik, fonologi, morfologi dan semantik dan bukan berarti juga dia tidak paham ilmu linguistik sebagai sistem rangkaian, jalianan (keterkaitan) dan sistem urutan (kelas) kata dan bahasa, mulai arti dan asal usulnya.

Brandes juga mewakili bangsa-bangsa Eropa, asal bangsanya sendiri, terutama Belanda dan Inggris. Apakah kata dedes adalah suatu kebetulan mempunyai arti musk, muskus atau civet cat dalam bahasa mereka? yanga ada keterkaitannya dengan harum kasturi? Brandes berada di Indonesia pada jaman itu abad ke 19, pada saat bukan bahasa Indonesia sekarang ini yang telah disempurnakan yang akrab ditelinga, dipakai dan dipahaminya, tetapi rumpun bahasa Melayu.

Nama naskah atau kitab "Pararaton" yang suka diartikan sebagai kitab para ratu, para datu atau kitab para raja, apakah tidak mempunyai kemiripan bunyi dan tulisan kata dengan "parrot", coba kita lihat tentang burung Nuri Raja yang berasal dari Maluku, menurut salah satu sumber adalah sebagai berikut:

"Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) layak menjadi burung khas Maluku. Burung berparuh bengkok yang sering disebut Nuri Raja saja ini memang ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Maluku. Anugerah yang pantas bagi burung Nuri Raja yang mempunyai bulu indah ini meskipun terkesan norak.

Burung Nuri Raja Ambon sering disebut Nuri Raja saja. Hewan ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Moluccan King-parrot, Ambon King Parrot, atau Amboina King Parrot. Sedangkan dalam bahasa latin burng endemik Maluku ini disebut Alisterus amboinensis.

Nuri Raja atau Amboina King Parrot (Alisterus amboinensis) merupakan satu dari 3 anggota King Parrot (Genus: Alisterus) selain Nuri Raja Papua atau Papuan King Parrot (Alisterus chloropterus) dan Nuri Raja Australia atau Australian King Parrot (Alisterus scapularis).

Burung endemik yang ditetapkan sebagai maskot provinsi Maluku mendampingi Anggrek Larat sebagai flora identitas provinsinya ini hidup secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal di lubang-lubang pada pohon. Perkawinan terjadi sekitar pada bulan Februari hingga Maret."


Apakah Brandes mengambil nama pararaton untuk nama naskah manuskrip kuno itu tidak terinspirasi dari nama burung ini, King Parrot? bisa jadi ya atau pun tidak, yang keberadaanya burung itu di Maluku-Ambon manisse(kali). Apakah nama Angrok juga terinspirasi dari Anggrek Larat, yang sebagai identitas daerah maluku berdampingan dengan burung Nuri Raja? jawabanya bisa ya, bisa juga tidak. Keindahan Anggrek Larat dan Burung Nuri Raja yang disebut-sebut sebagai burung cerdas, apakah memberikan kesan mendalam bagi Brandes? bisa ya bisa tidak, namanya juga iseng-isengan, tidak perlu jawaban pasti, hanya Brandes dan Tuhan-lah yang tahu.

Data sejarah menunjukan bahwa Brandes tidak hanya ditugaskan untuk daerah jawa tetapi mencakup istilah Hindia Timur, istilah nusantara sekarang. Brandes pernah melakukan kajian yang mendalam tentang perkembangan kebudayaan Asia Tenggara dalam masa proto-sejarah. Tugas dari pemerintahan negerinya bukan hanya koleksi artefak sejarah (yang banyak digondol ke Universitas di Leiden), tapi juga menginventarisir kekayaan langka di bumi nusantara tercinta ini. Kewajiban Brendes adalah memberikan laoparan tahunan terhadap pemerintah kerajaan Hindia Belanda, baik dari berbagai hal informasi tentang tugasnya itu, sebagai bentuk kewajiban dia sebagai ketua komisi yang dibentuk yaitu Komisi Hindia Belanda untuk Penelitian Arkeologi di Jawa dan Madura.

Meninggalnya Brandes pada tahun 1905, saat ia masih menjabat ketua Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera (Komisi Hindia Belanda untuk Penelitian Arkeologi di Jawa dan Madura), yaitu cikal bakal dari Dinas Purbakala dan Pusat Penelitian Arkeologi di Indonesia, yang meninggalkan bekas catatan sejarah yang sangat mempengaruhi sejarah Nasional Indonesia, sebagai hasil penelitiannya, karena berita Pararaton isinya sebagian besar mempengaruhi catatan resmi sejarah nasional atau minimnya sudah menjadi berita umum yang dipahami oleh masyarakat tentang sebagian besar muatan Naskah Pararaton menghiasi bingkai sejarah Nasional, yang selesai tahun 1902 dan dilanjutkan atau digubah oleh para sarjana lainya 1920.

Kalau pembaca budiman penasaran dengan nama-nama istilah diatas silakan baca tentang :
1.      Dedes (Melayu), Civet cat (Inggris)atau Civetkatten (Belanda), ada penjelasan tentang  harum kasturi di teks ini dari hewan sejenis musang. 
2.       Muskus (Belanda) atau Musk(Inggris) atau Dedes (Melayu), ada penjelasan tentang  harum kasturi di teks ini dari hewan sejenis musang juga.
3.       Angrod, nama yang hampir mirip dengan Angrok (nanti nyasar ke kisah Lord of The Ring hehehe).
4.      Angron, nama yang hampir mirip juga dengan Angrok
5.      Angrok the Avenger, kisah fiksi
6.      Angrok the Destroyer, kisah fiksi juga.
7.      Tentang DR JLA Brandes yang meneliti kitab Pararaton yang didalamnya ada kisah Ken Angrok, versi bahasa Belanda, Versi terjemahan Google ke bahasa Indonesia, terdapat kisah tentang usaha Brandes meneliti Naskah Pararaton.

Ada fasilitas terjamahan google disamping kanan website penulis, silakan pergunakan. Anggap saja cuma iseng liat-liat untuk link-link diatas. Angrok adalah nama yang mendunia, selain dalam terjemahan Mbah Google juga ada, mungkin saja menjadi inspirasi para kuli tinta dan penulis lainnya, bukan hanya di Indonesia, bahkan dunia sekalipun bisa jadi. Silakan cek melegendanya nama Ken Angrok dalam websites internasional, yang terkenal di bahasa tulisan mereka adalah Angrok bukan Arok.
Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.