KEN ANGROK MENGGUGAT MBAH GOOGLE
C Tentang
Tunggul Ametung dan Ken Umang
Mari perhatikan hasil nama-nama itu yang sudah diterjemahkan Mbah Google, sebagai berikut:
Terjemakan
|
Diterjemahkan
|
|||
Indonesia
|
Melayu
|
Inggris
|
Belanda
|
|
umang
|
krab
|
crab
|
||
umang
|
kraben
|
crabs
|
Ken Umang, dengan hasil terjemahan diatas mempunyai arti kepiting, siapapun pasti paham tentang kepiting. Pertanyaan iseng, memang kenapa Ken Umang, kok diberi nama seperti itu, seekor kepiting? Memang kenapa dengan kepiting?
Selidik punya selidik, ternyata kepiting mempunyai sifat
tercela, kepiting selain mempunyai alat sepasang penjepit dari kiri dan kanan,
jepitan yang kuat, susah untuk melepaskan jepitan kepiting bagi mangsa yang
lebih kecil ukuranya. Satu hal lagi, kepiting mempunyai prilaku aneh, yaitu
sifat pendengki, lebih jelasnya silakan baca di artikel tentang
kepiting.
Tentang Kepiting Oleh : Wierianto Prasodjo, Kepiting merupakan hidangan
yang mahal dan kepiting mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Mata memandang kedepan sedangkan kaki merangkak kesamping.
- Dalam habitatnya kepiting merusak pematang sawah. Kepiting dikaitkan dengan orang yang tidak sama kata dengan perbuatannya. Kepiting menggambarkan orang yang kalah dan tidak mampu menampilkan dirinya sendiri dan tentu saja tidak berani menampilkan kebenaran. Orang yang memiliki sifat kepiting harus melakukan AMT ( Achievemenet Motivation Training ).
Sedikit mengulas tentang isi kitab Pararaton, salah
satu kutipannya adalah sebagai berikut :
“Lama kelamaan ada berita, bahwa sang Anusapati, anak tunggal Tunggul
Ametung bertanya tanya kepada pengasuhnya.
"Hamba
takut terhadap ayah tuan", demikian kata pengasuh itu: "Lebih baik
tuan berbicara dengan ibu tuan".
Karena tidak
mendapat keterangan, Nusapati bertanya kepada ibunya: "Ibu, hamba bertanya
kepada tuan, bagaimanakah jelasnya ini?" Kalau ayah melihat hamba, berbeda
pandangannya dengan kalau ia melihat anak anak ibu muda, semakin berbeda
pandangan ayah itu."
Sungguh
sudah datang saat Sang Amurwabumi. Jawab Ken Dedes: "Rupa rupanya telah
ada rasa tidak percaya, nah, kalau buyung ingin tahu, ayahmu itu bernama
Tunggul Ametung, pada waktu ia meninggal, saya telah mengandung tiga bulan,
lalu saya diambil oleh Sang Amurwabumi:
Kata
Nusapati: "Jadi terangnya, ibu, Sang Amurwabumi itu bukan ayah hamba, lalu
bagaimana tentang meninggalnya ayah itu?" "Sang Amurwabumi buyung
yang membunuhnya."
Diamlah Ken
Dedes, tampak merasa membuat kesalahan karena memberi tahu soal yang sebenarnya
kepada anaknya.
Kata
Nusapati: "Ibu, ayah mempunyai keris buatan Gandring. itu hamba pinta,
ibu."
Diberikan
oleh Ken Dedes. Sang Anusapati memohon diri pulang ke tempat tinggalnya.”
Kisah dalam petikan tersebut sangatlah mustahil
terjadi, seorang ibu memberikan kesempatan terbuka kepada anaknya untuk
membunuh suaminya, walau pun Ken Angrok adalah ayah tiri anaknya nya,
Anusapati, persoalan lain adalah bahwa dari Ken Dedes, ada beberapa anak juga
yang menjadi keturunan Ken Arok yaitu Mahisa Wonga Teleng, Sang
Apanji Saprang, Agnibaya, Dewi Rimbu berdasarkan kisah Pararaton sendiri. Artinya Ken
Dedes sudah dalam posisi menerima kehadiran Ken Angrok dalam hidupnya. Dalam
kisah ini seolah-olah Ken Dedes wanita yang tidak punya hati dan perasan,
teramat kejam, psikopat.
Kecuali ada dendam atau kebencian yang sangat mendalam
dari Ken Dedes terhadap Ken Arok sehingga rasa kemanusiaannya hilang. Tetapi
dalam Pararton sendiri dinyatakan bahwa perkawinan mereka adalah sesuatu yang
sebelumnya sudah diniatkan oleh mereka berdua, kebencian itu tidak mungkin
terjadi. Seperti dalam petikan sebagai berikut :
“Selanjutnya
Dewa memang telah menghendaki, bahwasanya Ken Angrok memang sungguh sungguh
menjadi jodoh Ken Dedes, lamalah sudah mereka saling hendak menghendaki, tak
ada orang Tumapel yang berani membicarakan semua tingkah laku Ken Angrok,
demikian juga semua keluarga Tunggul Ametung diam, tak ada yang berani mengucap
apa apa, akhirnya Ken Angrok kawin dengan Ken Dedes.”
Logika ceritanya supaya kisah ini lebih seru, adalah
issu yang terdengar dari Anusapati adalah issu yang disebarkan oleh Ken Umang,
sebagai upaya untuk mengambil kekuasaan dengan kemunculan Tohjaya sebagai
pengganti Ken Arok, ini selaras dengan kisah selanjutnya, yaitu tentang
Tohjaya.
Dari sisi logika kisahnya pula, sebenarnya yang berhak
tampil adalah menggantikan Ken Arok adalah Mahisa Wonga Teleng, anak pertama
dari Ken Dedes, menurrut alur kisah Pararaton. Tapi mengapa ada kemunculan
Tohjaya yang membalas dendam terhadap Anusapati.
Kisah semacam ini, kisah komplik dan sentimentil tidak
sejalan dengan seharusnya, yang lebih bisa mendramatisir adalah sosok Ken Umang
yang seharusnya tampil, sesuai dengan penamaan yang mengandung arti bila
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan Belanda yaitu kepiting, dengan prilaku
yang mempunyai sifat iri dan dengki.
Tunggul Ametung, kata tunggul dalam bahasa jawi kuno
mempunyai arti panji. Panji ini sendiri artinya adalah orang yang mempunyai
kelebihan. Dalam kamus bahasa Indonesia, tunggul mempunyai beberapa pengertian:
- me·nung·gul v memberi tanda bahwa sudah tertakluk; memberi (membayar) sesuatu krn kalah dulu berperang; tungkul;
- pangkal pohon yg masih tinggal tertanam di dl tanah sehabis ditebang;
- pokok batang yg masih tertinggal sehabis dituai, disabit, dsb: -- padi; -- jagung;
- tonggak (untuk menambatkan perahu dsb); -- pungur tunggul yg sudah mati (karena telah lama ditebang dan sebagainya);
- bendera; panji-panji: dua orang pembawa -- berjalan kaki di belakang pasukan; -angin awan bertumpuk-tumpuk di kaki langit; pokok angin; - pelangi tunggul-tunggul; tetunggul;
- tung·gul-tung·gul n pelangi (kain warna-warni) sepenggal yg tegak; pelangi membangun.
Silakan cek di kamus online “artikata” atau “kamus
bahasa Indonesia Online” atau di “Kamus
Besar”, catatan dalam hal ini kata tunggul dalam pengertian bahasa
Indonesia atau Melayu pada kisaran abad 19, bukan arti Jawa atau Kawi Kuno,
penulis tidak menemukan arti pada jamannya.
Tunggul dalam kisah Pararaton lebih mengacu ke arti
nomor 1, karena posisinya sudah ditaklukan atau digantikan posisinya oleh Ken
Angrok, bisa juga sudah binasa bila mengacu pada tunas atau pohon yang sudah
ditebas (personifikasi dibunuh oleh keris Mpu Gandring). Kalau tunggul
diartikan panji, bendera, walau sebenarnya mempunyai pengertian itu dalam
bahasa Jawi Kuno-nya seperti itu, tidak akan masuk terhadap alur kisah, ohhh
tapi ada juga dalam kamus lain silakan cek di “berarti”
mempunyai arti yang tertinggi, ini juga bisa diartikan bahwa sebelumnya dia
memegang jabatan tertinggi diwilayah tersebut, Tumapel (namanya juga iseng, ya
hatus dicocok-cocokin...hehhehe).
Kalo sejarah hanya di telaah dari bahasa dan suku kata,wah tidak ada pernelitian di dunia ini mas.
BalasHapusdan apakah anda tau? di google translate adalah bank bahasa yang bisa ditambah dan dikurangi? apa sengaja memebuat pararaton dan cerita sejarah ingin anda lenyapkan pelan2? sengaja sebagai lelucon dan istilah kopi luwak....hmmm.
Sejarah dari kitab pararaton kita harus hormati , dan disimpan di pustaka leluhur, walopun kebenaran tidak bisa kita terima dnegan akal sehat jaman sejkarang, tapi hanya itu yang tersisa dari jaman dahulu.
Jika anda merasa ga cocok dengan hati anda, dan anda menganggap itu hanya dongeng belaka, kemudian anda telaah dnegan Arti kosakata, itu kitab umurnya ratusan tahun mbah bro, jnagankan menterjemahkan bahasa kuno, indonesia ke inggris saja google masih berantakan.
Goolge di buat manusia, dan saya mengerti sedikit pemrograman karna 6 tahun di dunia pemrograman. jadi semakin hari google trasnlate semakin di perbaharui.
Bijaklah meneliti sejarah jangan asal main suku kata, kalo seperti itu Didunia ini bnyak sarjana bahasa yg jadi peneliti arkeolog.
perlu penelitian dan pengkajian, saya snagat kecewa dengan tulisan sodara, bukannya seperti Cina, berapa kali berubah dinasti tapi peninggalan leeluhur tersimpan rapi, bangsa kita? keris dan kitab kuno berada di belanda, kemudian, ada kitab pararaton, eh malah di telaah pakai kosa kata, dan di bilang penipuan seperti anda tulis di artikel lain.
Walapun sejarah kita di tulis dalam kidung jawa, dan belum tentu benar, contoh lah CINA. Sangat menghargai apa yg ditemukan dari peninggalan terdahulu.
jangan asal ketawa cekikikan ken dedes disamakan dnegan Kopi Luwak. anada generasi yang seharusnya melindungi bukan menenggelamkan, apa anda ingin mengklaim? seperti borobudur di klaim ? itu bukan merupakan peninggalan zaman Siwa Buda? karna di telaah kosa kata.
salam generasi muda.
hmmmmm....
Hapuskalo di baca dari awal hingga akhir, menurut pendapat saya dan menurut apa yg saya tangkap sesuai pemahaman saya yang masih awam...
BalasHapusbahwa maksud penulis itu adalah memberikan tafsiran atau penjabaran atas keganjilan-keganjilan (yg menurut penulis ganjil,CMIIW) yang muncul seputar nama-nama tersebut berkaitan dengan translator..
saya pikir, penulis tidak bermaksud mengkaburkan makna sejati dari kitab yg dijadikan rujukannya dalam penjabaran disini..
menurut saya pribadi penulis udah cukup cerdik dalam menganalisa alasan2 yg mungkin atau berusaha mendekati kemungkinan2 yg mengakibatkan munculnya keganjilan-keganjilan di translator berkaitan dengan nama ken angrok, ken dedes dan ken umang... CMIIW
menurut saya lho.. kalo menurut anda-anda bagaiman...
ketika saya cek di oxford dictionary, pengartian 'dedes' dengan musk sepertinya tidak salah,
BalasHapusMusk
1 [ mass noun ] a strong-smelling reddish-brown substance which is secreted by the male musk deer for scent-marking and is an important ingredient in perfumery.
2 (also musk plant )a relative of the monkey flower, formerly cultivated for a musky fragrance which has been lost in the development of modern varieties.
Civet
1 a slender nocturnal carnivorous mammal with a barred and spotted coat and well-developed anal scent glands, native to Africa and Asia.
●Family Viverridae (the civet family): several genera and species. The civet family also includes the genets, linsang, and fossa, and formerly included the mongooses. .
• [ mass noun ] a strong musky perfume obtained from the secretions of the civet's scent glands.
2 USthe ring-tailed cat or cacomistle.
di wiki juga ada
http://en.wikipedia.org/wiki/Musk
http://en.wikipedia.org/wiki/African_Civet
Civet/Musk aslinya adalah nama hewan, namun bisa juga diartikan nama minyak wangi yg di buat dari bahan/bagian hewan tsb.
kalo tidak salah musk berasal dari bahasa arab misk (مسك) yang sering diterjemahkn dalam bahasa indonesia dengan kasturi
bahkan sejumlah katapun akan berubah makna sejalan waktu, kalau belajar bahasa maka memang ada pergeseean atau perubahan makna,sehingga memang harus berhati-hati dalam menterjemahkan,mesti lihat konteks, masa dan tempatnya.
BalasHapusOh ya saya ingat, orang berkata bila tak ada naskah aslinya, maka copy yang ada menjadi pegangan. Bukan berarti bahwa kita mesti percaya plek dengan pararaton, namun sebelum mendapat sumber lain yang lebih valid, agaknya itulah yang kita pegang. dan sebagai suatu karya kuno, tentu harus dihargai. itu pendapat saya sebagai penyuka sejarah tetapi masih belum cukup ilmu.
Nama depan Ken juga dipakai di Jepang. Nama Arok lama kelamaan jg berubah menjadi Arek - yg berasal dari Singosari Malang. Dimana arti Arek yg kita tau sekarang adalah "Anak". Oleh karena pengaruh para "keturunan" inilah di Jawa Timur hanya Malang dan Surabaya yg menggunakan sebutan Arek sementara yg lainnya, terutama di Jawa Tengah hanya memakai sebutan bocah. Semakin terlihat lagi jika dilihat dari perbedaan "ketegasan" di daerah "bocah-an" dan "arek-an" yg sangatlah berbeda.
BalasHapusDi Google Translate itu kalau kita ketikkan kosa kata tertentu buat diterjemahkan ke bahasa lain, dan hasilnya tetap, artinya memang nggak bisa diterjemahkan. Atau di bahasa tujuan itu nggak ada padanan kata buat kosa kata itu @_@
BalasHapus*bingung pas di artikel sebelumnya ada simpulan yang bilang kosa kata "Arok" ada di Bahasa Belanda.
Jadinya tetap "Arok" coz mesinnya nggak ngerti arti kata "Arok" dan mesin penerjemah ke Bahasa Belanda juga nggak bisa menganalisa kata "Arok", kan.