KEPUTUSAN POLITIK SANG JOKO DOLOG
BAHAN MATERI PRASASTI WURARE,
MAHAKSOBYA
Tentunya bahan materi
ini diambil dari tulisan yang terdapat dibawah Arca Mahaksobhya, tepatnya dibidang
lingkar di bawah tempat arca itu dengan posisi duduk, berikut isi dari prasasti
tersebut yang dikenal sebagai prasasti Wurare atau Joko Dolog adalah sebagai
berikut:.
- adāu namāmi sarbājñaṃ, jñānakayan tathāgataṃ, sarwwaskandhātiguhyasthani, sad-satpakṣawarjjitaṃ.
- anw atas sarwwasiddhim wā, wande'hang gaurawāt sadā, çākakālam idaṃ wakṣye, rajakïrttiprakaçanaṃ.
- yo purā paṇḍitaç çreṣṭha, āryyo bharāḍ abhijñātah, jñānasiddhim samagāmyā, bhijñālabho munïçwarah.
- mahāyogïçwaro dhïrah, satweṣu kāruṇātmakah, siddhācāryyo māhawïro rāgādikleçawarjjitah.
- ratnākarapramāṇān tu, dwaidhïkṛtya yawāwanlm, kṣitibhedanam sāmarthya, kumbhawajrodakena wai.
- nrpayoṛ yuddhākaiikṣinoh, estāsmaj janggalety eṣā, pamjaluwiṣayā smṛtā
- kin tu yasmāt raraksemām, jaya-çrï-wiṣnuwarddhanah, çrï-jayawarddhanïbhāryyo, jagannāthottamaprabhuh
- ājanmapariçuddhānggah, krpāluh dharmmatatparah, pārthiwanandanang krtwā, çuddhakïrttiparākramāt
- ekïkrtya punar bhümïm, prïtyārthan jagatām sadā, dharmmasamrakṣanārtham wā pitrādhiṣthāpanāya ca
- yathaiwa kṣitirājendrag, çrï-hariwarddhanātmajah, çrï-jayawarddhanïputrah, caturdwïpegwaro munih
- ageṣatatwasampürnno, dharmmāgastrawidam warah, jïrnnodhārakriyodyukto, dharmmagasanadecakah
- çrï-jnānaçiwabajrākya, ç çittaratnawibhüsanah, prajñāragmiwiçuddhānggas, sambodhijñānapāragah
- subhaktyā tam pratiṣthāpya, swayaṃ purwwam pratiṣthitam, çmāçane urarenāmni, mahākṣobhyānurüpatah
- bhawacakre çakendrābde, māse cāsujisaṃjñāke, pañcaṃyām çuklapakse ca, ware, a-ka-bu-saṃjñāke
- sintanāmni ca parwwe ca, karane wiṣtisaṃskrte, anurādhe'pi naksatre, mitre ahendramandale
- saubhāgyayogasaṃbandhe, somye caiwa muhürttake, kyāte kuweraparwwege tulārāçyabhisaṃyute
- hitāya sarbasatwānām, prāg ewa nrpates sadā, saputrapotradārasva kṣityekibhāwakāranāt
- athāsya dāsabhüto'ham, nādajño nama kïrttinah, widyāhïno'pi saṃmuḍho, dharmmakriyāṣw atatparah
- dhārmmadhyakṣatwam āsādya, krpayaiwāsj'a tatwatah, sakākalam sambaddhatya, tadrājānujnayā puñah
Terjemahan dan tafsiran yang
diambil dari T Simpang. - Kern,
in V.G., VII (1917), pp. 190ff.; sanskrit text from Chatterji, pp. 185-86. -
Chatterji, pp. 187-88; cf. Brandes in: Notulen Bat. Gen. (1898) adalah
sebagai berikut:
1. First of all I revere the Tathagata, the omniscient and
the embodiment of all knowledge, who lies hidden in all the elements (skandhas)
and who is devoid of association with things existing or non-existent.
2. Next do I honour, respectfully, the universal success und
shall (then) narrate (the following history connected with) the Saka era
describing the glory of kings.
3. The venerable Bharad, the lord amongst sages and the best
of learned men, who, in ancient times, through his experience, obtained
(perfection in) knowledge and thus acquired the supernatural faculties
(abhijna).(*1)
4. Who was the lord of the great yogins, calm and
compassionate towards living beings, who was a Siddha teacher, a great hero and
who was devoid of the stains of attachment, etc.
5-6. Who divided into two the land of Java which was as
extensive as the sea, by means of the water pot (kumbha), vajra and water(*2)
(?) which had the power of breaking up the earth and (gave them to) the two
princes who, out of hostility, were bent on strife - therefore this Jangala is
known as the Pamjalu vishaya.
7-9. But, hereafter the lord Jayasrivisnuvardhana - who had
as his spouse Sri Jayavardhani, who was the best among the rulers of the earth,
who was pure in body from his (very) birth, who was compassionate and
exclusively devoted to the Law, who caused delight to (other) rulers through
his pure fame and valour - again united this land to the delight of the people
in order to maintain the Law and to establish(*3) his ancestors and ruled it
(with justice).
10-12. The sage of a king named Sri Jnanasivavajra, the son
of Sri Harivardhana and Sri Jayavardhani, was the lord of the four islands, was
full of boundless knowledge, was the best of those knowing the Law and was the
instructor in the code of laws, whose mind was his jewel-ornament and who was
eager to do the work of repairing (religious institutions), whose body was
purified by the rays of wisdom and who was fully versed in the knowledge of
sambodhi - was like Indra among the rulers of the earth.
13-17. Having set up with due devotion the statue of him
(i.e., the king ?) who was already consecrated (as such ?) in the shape of
Mahakshobhya, in the year 1211 of the Saka era in the month of Asuji (Asvina),
on the day known as Pa-ka-bu, the fifth day of the bright half (of the month),
in the parvan named Sinta and the karana vishti, when the nakshatra Anuradha
was in the orb of Indra, during Saubhagya yoga and Saumya muhurta and in Tula
rasi - for the good of all beings, and foremost of all, for that of the king
with his wife, son and grandson, owing to his bringing about the union of the
kingdom.
18-19. I, his (i.e. king's) humble servant, who is known by
the name of Nadajna, and though ignorant, devoid of learning and little
inclined to pious deeds, was made through his grace alone the superintendent of
religious rites, have prepared this description by order of Vajrajnana (?).(*4)
(*1) Refers to supernatural
faculties of Buddha: to take any form, to hear from any distance, to see to any
distance, to read the thoughts of men, to know about their situation.
(*2) The sense of vajra - and how the division came about - is not clear.
(*3) Sthapana probably refers to erecting (an image), maybe of ancestors.
(*4) Translation only coniectural.
(*2) The sense of vajra - and how the division came about - is not clear.
(*3) Sthapana probably refers to erecting (an image), maybe of ancestors.
(*4) Translation only coniectural.
Terjemahan dan tafsiran bebas
dari penulis, mohon koreksi dari pembaca kalau ada kesalahan, soalnya penulis
belum terbiasa mengunakan bahasa Jawa Kuno-Kawi apalagi bahasa Sansekerta,
alih-alih gak bisa hehehe, makannya ngikutin terjemahan bahasa Inggris diatas
aja dah, dicoba ya, sebagai berikut:
1. Pertama-tama saya panjatkan
puja puji syukur kepada Sang Tathagata (Pencipta), Sang Maha Tahu yang
merupakan perwujudan dari segala pengetahuan, yang keberadaanya tersembunyi di antara
semua unsur atau elemen kehidupan (skandha) dan yang terbebaskan dari segala
bentuk ketiadaan dan keniscayaan.
2. Dengan segala penuh
kehormatan selanjutnya atas kegemilangan yang mendunia dan yang akan dicatat
sebagai sejarah pada tahun Saka masa yang menggambarkan kemuliaan raja.
3. Adalah Arya Bharada yang Terhormat
di antara yang terbaik dari golongan orang-orang bijak dan orang-orang
terpelajar, yang konon pada masa lampau, zaman terdahulu, berdasarkan hasil
kesempurnaan pengalamannya oleh karenanya memperoleh abhijna (pengetahuan dan
kemampuan supranatural).
4. Terkemuka diantara para yogi
besar, yang hidupnya penuh ketenangan, penuh kasih dan mahluk yang pandai
berserah diri, seorang guru Siddha, seorang pahlawan besar dan yang berhati
bersih jauh dari segala noda dan prasangka.
5-6. Yang telah membagi dataran
Jawa menjadi dua bagian dengan batas luar adalah lautan, oleh sarana kendi
(Kumbha) dan air sucinya dari langit (vajra). Air suci yang memiliki kekuatan
putus bumi dan dihadiahkan bagi kedua pangeran, menghindari permusuhan dan
perselisihan – olehkarena itu kuatlah Jangala sebagaimana Jayanya Panjalu
(vishaya).
7-9. Tetapi, dalam hal ini Raja
Sri Jaya Wisnuwadhana, yang mempunyai pramesuri Sri Jayawardhani, yang terbaik
di antara para penguasa bumi, yang memiliki kesucian jiwa pada kelahirannya,
penuh kasih dan penguasa keadilan, oleh sebab disegani oleh para penguasa lainnya
dikarenakan kesucian dan keberaniannya dalam mempersatukan negara untuk
kemakmuran rakyat, menjaga hukum dan menetapkannya dan pewaris dari penguasa
keadilan sebelumnya.
10-12. Tersebutlah, Seorang
Raja yang bernama Sri Jnanasiwawajra (red, Sri Kertanegara), putra dari Sri
Hariwardhana (red, Sri Jaya Wisnuwadhana) dan Sri Jaya Wardhani, adalah raja
dari empat pulau, luas ilmunya dan adalah yang terbaik dari semuanya, yang memahami
segala hukum dan membuatnya, yang mempunyai kecemerlangan pikiran dan sangat
bersemangat untuk melakukan pekerjaan perbaikan dalam kehidupan beragama, yang
tubuhnya disucikan dengan sinar kebijaksanaan dan yang sepenuhnya memahami sambodhi
(ilmu pengetahuan agama Buddha) – layaknya sang Indra diantara mereka para raja
yang memerintah di bumi.
13-17. Maka dibuatlah tugu
peringatan (Arca) setelah pengabdiannya sebagai perlambang kebesaran dirinya
yang ditahbiskan dalam bentuk perupaan Mahakshobhya, pada tahun 1211 Saka pada
bulan atau Asuji (Asvina) pada hari dikenal sebagai Pa-ka-bu, hari kelima dari cahaya
bulan setengah terang, sebagai mana kisah dalam Parvan bernama Sinta dan vishti
karana, Ketika Para Anuradha Nakshatra berada di bola atau Indra, terus
Saubhagya yoga dan Saumya muhurta dan di Tula Rasi - demi kebaikan semua
makhluk, dan yang Terutama dari Semuanya, oleh karena raja dengan keluarganya, telah
membawa persatuan negara.
18-19. Saya, (yaitu abdi raja,
red pembuat prasasti) hamba yang rendah hati, yang dikenal dengan nama Nadajna,
meskipun bodoh, tanpa belajar dan hanya sedikit melakukan kebaikan, telah
melakukan atas dasar persetujuan Raja, menjadi pemandu upacara ritual
keagamaan, telah diperintah oleh Vajrajnana untuk mempersiapkan kisah ini.
Seperti biasa cuma data
tho....hehehe, lanjut aja kebagian Analisa Materi, pembaca mau liat teks asli dalam bahasa Jawa Kuno-Kawinya? Silakan klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik