KERAJAAN
MEDANG, PENAKLUK NUSANTARA JILID II
BAHAN MATERI ANALISA
Yup,
betul! tebakan pembaca bahwa memang benar bahan materi yang diajukan dalam
artikel ini pastinya adalah prasasti Laguna. Prolog mengenai prasasti ini
sudah diajukan diatas. Teks prasasti Laguna ini memberitakan sebagai berikut,
teks asli yang sudah dilatinkan, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia:
Dalam teks aslinya sebagai berikut:
“Swasti. Ṣaka warṣatita 822 Waisakha masa
di(ng) Jyotiṣa.
Caturthi Kriṣnapaksa Somawāra sana tatkala Dayang Angkatan lawan dengan nya sānak barngaran si Bukah
anak da dang Hwan Namwaran di bari waradāna wi shuddhapattra ulih sang pamegat senāpati di Tundun barja(di)
dang Hwan Nāyaka tuhan Pailah Jayadewa.
Di krama dang Hwan Namwaran dengan dang kayastha shuddha nu
di parlappas hutang da walenda Kati 1 Suwarna 8 di hadapan dang Huwan Nayaka
tuhan Puliran Kasumuran.
dang Hwan Nayaka tuhan
Pailah barjadi ganashakti. Dang Hwan Nayaka tuhan Binwangan barjadi bishruta
tathapi sadana sanak kapawaris ulih sang pamegat dewata [ba]rjadi sang pamegat
Medang dari bhaktinda diparhulun sang pamegat.
Ya makanya sadanya anak
cucu dang Hwan Namwaran shuddha ya kapawaris dihutang da dang Hwan Namwaran di
sang pamegat Dewata.
Ini gerang syat syapanta
ha pashkat ding ari kamudyan ada gerang urang barujara welung lappas hutang da
dang Hwa...”
Terjemahan dalam bahasa Inggris, sebagai berikut:
“Long Live! Year of Syaka 822, month of Vaisakha, according
to Jyotisha (Hindu astronomy).
The fourth day of the waning moon, Monday. On this occasion,
Lady Angkatan, and her brother whose name is Bukah, the children of the
Honourable Namwaran, were awarded a document of complete pardon from the
Commander-in-Chief of Tundun, represented by the Lord Minister of Pailah,
Jayadewa.
By this order, through the scribe, the Honourable Namwaran
hath been forgiven of all and is released of his debts and arrears of 1 Katî
and 8 Suwarna, before the Honourable Lord Minister of Puliran Kasumuran, by the
authority of the Lord Minister of Pailah.
For his faithful service as subject of the Chief, the
Honourable and widely-renowned Lord Minister of Binwangan hath recognised all
the living relations of Namwaran who were claimed by the Chief of Dewata,
represented by the Chief of Medang.
Yea, therefore, the living descendants of the Honourable
Namwaran are forgiven, verily, of any and all debts of the Honourable Namwaran
to the Chief of Dewata.
This, in any case, shall declare to whomever henceforth,
that on some future day, should there be a man who claimeth that no release
from debt of the Honourable...”
Terjemahan dalam Bahasa Indonesianya sebagai berikut:
“Swasti. Tahun Saka 822, bulan
Waisakha, menurut penanggalan. Hari keempat setelah bulan mati, Senin.
Di saat ini, Dayang Angkatan, dan saudaranya yang bernama si
Bukah, anak-anak dari Sang Tuan Namwaran, diberikan sebuah dokumen pengampunan
penuh dari Sang Pemegang Pimpinan di Tundun (Tondo sekarang), diwakili oleh
Sang Tuan Nayaka dari Pailah (Pila sekarang), Jayadewa.
Atas perintahnya, secara
tertulis, Sang Tuan Namwaran telah dimaafkan sepenuhnya dan dibebaskan dari
hutang-hutangnya sebanyak satu Katî dan delapan Suwarna di hadapan Sang Tuan
Puliran Kasumuran di bawah petunjuk dari Sang Tuan Nayaka di Pailah.
Oleh karena kesetiaannya
dalam berbakti, Sang Tuan (Yang Terhormat) yang termasyhur dari Binwangan
mengakui semua kerabat Namwaran yang masih hidup, yang telah diklaim oleh Sang
Penguasa Dewata, yang diwakili oleh Sang Penguasa Medang.
Ya, oleh sebab itu
seluruh anak cucu Sang Tuan Namwaran sudah dimaafkan dari segala hutang Sang
Tuan Namwaran kepada Sang penguasa Dewata.
(Pernyataan) ini, dengan
demikian, menjelaskan kepada siapa pun setelahnya, bahwa jika di masa depan ada
orang yang mengatakan belum bebas hutangnya Sang Tuan ...”
Maaf, halaman ini cuma berisi data doankk, selanjutnya silakan baca dibagian berikutnya mengenai analisanya. Kalau mau copy paste silakan, halal! (versi dunia maya hehehe)
BAGIAN SELANJUTNYA>>>