Sabtu, 19 Mei 2012

KERAJAAN MEDANG, PENAKLUK NUSANTARA I

KERAJAAN MEDANG, PENAKLUK NUSANTARA JILID II


BAHAN MATERI ANALISA

Yup, betul! tebakan pembaca bahwa memang benar bahan materi yang diajukan dalam artikel ini pastinya adalah prasasti  Laguna. Prolog mengenai prasasti ini sudah diajukan diatas. Teks prasasti Laguna ini memberitakan sebagai berikut, teks asli yang sudah dilatinkan, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia:

Dalam teks aslinya sebagai berikut:

Swasti. aka waratita 822 Waisakha masa di(ng) Jyotia.

Caturthi Krinapaksa Somawāra sana tatkala Dayang Angkatan lawan dengan nya sānak barngaran si Bukah anak da dang Hwan Namwaran di bari waradāna wi shuddhapattra ulih sang pamegat senāpati di Tundun barja(di) dang Hwan Nāyaka tuhan Pailah Jayadewa.

Di krama dang Hwan Namwaran dengan dang kayastha shuddha nu di parlappas hutang da walenda Kati 1 Suwarna 8 di hadapan dang Huwan Nayaka tuhan Puliran Kasumuran.

dang Hwan Nayaka tuhan Pailah barjadi ganashakti. Dang Hwan Nayaka tuhan Binwangan barjadi bishruta tathapi sadana sanak kapawaris ulih sang pamegat dewata [ba]rjadi sang pamegat Medang dari bhaktinda diparhulun sang pamegat.

Ya makanya sadanya anak cucu dang Hwan Namwaran shuddha ya kapawaris dihutang da dang Hwan Namwaran di sang pamegat Dewata.

Ini gerang syat syapanta ha pashkat ding ari kamudyan ada gerang urang barujara welung lappas hutang da dang Hwa...”

Terjemahan dalam bahasa Inggris, sebagai berikut:

“Long Live! Year of Syaka 822, month of Vaisakha, according to Jyotisha (Hindu astronomy).

The fourth day of the waning moon, Monday. On this occasion, Lady Angkatan, and her brother whose name is Bukah, the children of the Honourable Namwaran, were awarded a document of complete pardon from the Commander-in-Chief of Tundun, represented by the Lord Minister of Pailah, Jayadewa.

By this order, through the scribe, the Honourable Namwaran hath been forgiven of all and is released of his debts and arrears of 1 Katî and 8 Suwarna, before the Honourable Lord Minister of Puliran Kasumuran, by the authority of the Lord Minister of Pailah.

For his faithful service as subject of the Chief, the Honourable and widely-renowned Lord Minister of Binwangan hath recognised all the living relations of Namwaran who were claimed by the Chief of Dewata, represented by the Chief of Medang.

Yea, therefore, the living descendants of the Honourable Namwaran are forgiven, verily, of any and all debts of the Honourable Namwaran to the Chief of Dewata.

This, in any case, shall declare to whomever henceforth, that on some future day, should there be a man who claimeth that no release from debt of the Honourable...”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesianya sebagai berikut:

“Swasti. Tahun Saka 822, bulan Waisakha, menurut penanggalan. Hari keempat setelah bulan mati, Senin.

Di saat ini, Dayang Angkatan, dan saudaranya yang bernama si Bukah, anak-anak dari Sang Tuan Namwaran, diberikan sebuah dokumen pengampunan penuh dari Sang Pemegang Pimpinan di Tundun (Tondo sekarang), diwakili oleh Sang Tuan Nayaka dari Pailah (Pila sekarang), Jayadewa.

Atas perintahnya, secara tertulis, Sang Tuan Namwaran telah dimaafkan sepenuhnya dan dibebaskan dari hutang-hutangnya sebanyak satu Katî dan delapan Suwarna di hadapan Sang Tuan Puliran Kasumuran di bawah petunjuk dari Sang Tuan Nayaka di Pailah.

Oleh karena kesetiaannya dalam berbakti, Sang Tuan (Yang Terhormat) yang termasyhur dari Binwangan mengakui semua kerabat Namwaran yang masih hidup, yang telah diklaim oleh Sang Penguasa Dewata, yang diwakili oleh Sang Penguasa Medang.

Ya, oleh sebab itu seluruh anak cucu Sang Tuan Namwaran sudah dimaafkan dari segala hutang Sang Tuan Namwaran kepada Sang penguasa Dewata.

(Pernyataan) ini, dengan demikian, menjelaskan kepada siapa pun setelahnya, bahwa jika di masa depan ada orang yang mengatakan belum bebas hutangnya Sang Tuan ...”

Maaf, halaman ini cuma berisi data doankk, selanjutnya silakan baca dibagian berikutnya mengenai analisanya. Kalau mau copy paste silakan, halal! (versi dunia maya hehehe)

 BAGIAN SELANJUTNYA>>>
Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.