KEN ANGROK MENGGUGAT MBAH GOOGLE
A.
Tentang Ken Angrok dan Ken Dedes
Nama Angrok diberitakankan dalam kutipan terjemahan naskah
Pararaton adalah sebagai berikut:
"Demikian
inilah kisah Ken Angrok. Asal mulanja, ia didjadikan manusia: Adalah seorang
anak janda di Jiput, bertingkah laku tak baik, memutus - mutus tali kekang
kesusilaan, menjadi gangguan Hyang yang bersifat gaib; pergilah ia dari Jiput,
mengungsi ke daerah Bulalak."
Terdapat perasaan ganjil dihati penulis ketika mendengar nama
Angrok, Arok masih mendingan. Tentang Ken Dedes, istri atau pamesuri dari raja
Ken Angrok, sudah barang tentu akan terbayang dalam hayali sebagai perwujudan
seorang wanita nan cantik rupawan, kecantikan yang melegenda dan memabukan para
kaum adam pada masanya. Tapi nama Ken Dedes itu sendiri, baru hanya dan menjadi
tetap dengan sendirinya, seperti sudah dipatenkan menjadi milik dia sepenuhnya,
dalam pandangan khalayak mungkin nama ini bersifat sakral, jadi sangat jarang
khalayak umum untuk menggunakannya nama itu, begitu juga dengan nama Ken Arok.
Terdapat sisi unik dari kedua kata arok dan dedes, penulis angkat topi kepada
yang ngasih dua nama itu.
Angrok atau Dedes, nama yang mempunyai perlambang atau arti apakah
itu?
Beberapa sumber mengatakan bahwa Angrok atau Arok adalah istilah
panggilan bagi mereka yang suka berkelahi atau berperang dari pecahan A(ng)rok
bahasa Jawi kuno, rok=menyerang, arok=perang, pertempuran. Harap diingat ya!!!
penulis tegaskan bahwa rok bukan untuk menunjukan sejenis pakaian bawahan para
wanita dalam hal ini. Sebutan ken, yang menjadi nama depan, sering diartikan
sebagai sebutan atau panggilan bagi seseorang yang dipandang cakap atau
rupawan, itu berlaku baik untuk para pria ataupun wanita.
keterangan : rok = narajang, arok=awor, tempuh,
sumber : Têmbung Kawi Mawi Têgêsipun, Wintêr, 1928, #1506 (Bagian
1: ha-ka)
Dedes sering diartikan bunga kasturi yang harum wanginya, seluruh
bangsa dan bahasa diberbagai belahan dunia tentunya mengenal tentang
keistimewaan bunga kasturi, walau pun sebutannya pasti beda, tapi dalam
beberapa kamus juga kata dedes ada yang mengartikan sejenis musang, lho kok
musang, gak salah tuh? Atau ada juga yang mengartikan men-dedes yaitu mengiris
tipis-tipis. Tapi kalau dilihat sepintas, pasti lebih condong ke arah yang
mengandung arti bunga kasturi yang harum mewangi tentunya, personifikasi dari
raut wajah nan cantik rupawan. Dalam rangkaian paragraf selanjutnya akan didapatkan
hubungan hewan sejenis musang itu dengan wangi harum bunga kasturi.
Era penerjemahan bahasa untuk sekarang ini, dengan adanya Mbah
Google, relatif lebih mudah, walau hasilnya tidak sempurna memang dan karena
hal itu pula, mengapa penulis menampilkan selayak pandang tentang Mbah Google
di dalam pendahuluan artikel ini, yang sebenarnya adalah merupakan pekakas
penulis yang secara iseng-iseng mencoba mengutak-ngatik nama-nama tersebut.
Mari perhatikan hasil nama-nama itu yang sudah diterjemahkan Mbah
Google, sebagai berikut:
Terjemahkan
|
Hasil Terjemahan
|
|||||
Indonesia
|
Melayu
|
Inggris
|
Melayu
|
Inggris
|
Belanda
|
|
arok
|
arok
|
Arok
|
Arok
|
|||
arok
|
-
|
arok
|
Arok
|
|||
arok
|
arok
|
-
|
Arok
|
|||
angrok
|
Angrok
|
Angrok
|
Angrok
|
|||
angrok
|
-
|
Bhatara
|
Bhatara
|
|||
angrok
|
angrok
|
-
|
Angrok
|
|||
bhatara
|
Angrok
|
bhatara
|
bhatara
|
|||
bhatara
|
-
|
Lord
|
God
|
|||
bhatara
|
Angrok
|
-
|
Bhatara
|
|||
dedes
|
dedes
|
civet cat
|
civet cat
|
|||
dedes
|
-
|
Musk
|
Muskus
|
|||
dedes
|
dedes
|
-
|
dedes
|
|||
civet cat
|
dedes
|
-
|
civet cat
|
|||
angrod
|
angrod
|
-
|
Angrod
|
|||
angron
|
angron
|
-
|
angron
|
Dengan melihat bagan tersebut diatas, coba
perhatikan. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk menterjemahkan
nama-nama tersebut, dengan memakai alat penerjemah bahasa yang sudah tersedia
pilihannya di Mbah Google yaitu Bahasa Indonesia, Melayu, Inggris dan Belanda,
hasilnya adalah sebagai berikut:
- Nama arok untuk semua pilihan bahasa diatas tidak ada yang mengenal, artinya tidak bisa diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa itu.
- Nama angrok baru mulai ada perubahan, ketika bahasa itu berasal dari Melayu, dengan mendapatkan tanggapan terjemahan yang sama dari bahasa Inggris dan Belanda, keduanya memberikan arti Bhatara, kelihatanya nama Bhatara tidak asing dipendengaraan masyarakat Indonesia. Tapi mengapa, ketika angrok dipilih dari bahasa Indonseia semua terjemahan bahasa mulai dari bahasa Melayu, Inggris dan Belanda hasilnya tidak berubah. (?) tanda tanya besar bagi penulis.
- Nama bhatara dimasukan dari bahasa Melayu dan hasil yang mencengangkan adalah kata itu memiliki terjemahan dalam bahasa Inggris “lord” dan dalam bahasa Belanda “God” tentu semua sangat maphum dengan arti kedua itu, Lord artinya raja,Tuhan dan God walaupun dalam bahasa Belanda tetap artinya Tuhan terkadang diartikan dewa atau semacamnya.
- Nama dedes dimasukan dari bahasa Indonesia, bahasa Melayu memperlihatkan kesombonganya dengan tidak memberikan terjemahan apapun, dibalikin ke asalnya menjadi tetap dedes, tapi bahasa Inggris dan Bahasa Belanda memberikan terjemahan yang sama civet cat, nama apakah gerangan tentang civet cat?
- Nama dedes dimasukan dari bahasa melayu, respon atau tanggapan terjemahaan dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda masing-masing musk dan muskus, nama apakah gerangan juga itu?
- Penulis mencoba membalikan civet cat dimasukan dari bahasa Inggris, dan ada yang aneh ternyata bahasa Melayu memberikan respon dengan menampilkan dedes (hahaha, tadinya gak mau), dan bahasa Belanda mengartikanya sama, tidak plin-plan tetap civet cat.
- Penulis mencoba juga kata lainnya, mudah-mudahan ada manfaatnya setelah mendapat teguran langsung dari kamus bahasa Inggris dan ketika memberikan nama angrok supaya diterjemahin, eh tuh kamus malah nyuruh merubah kata yang dimasukan menjadi angrod, nama angrod kalau dimasukan, halah gak ada perubahan tetep aja angrod, dasar “ si Angrod”, atau sekali lagi dengan kata yang hampir mirip Angron dan hasil mengecewakan yaitu tetap sama.
Dari hasil terjemahan yang coba
dikumpulkan tersebut, terdapat beberapa kata-kata yang muncul yaitu Bhatara,
Civet Cat, Musk, Muskus, dan Angrod (mudah-mudahan si Angrod dan Angron ada
manfaatnya). Civet Cat dalam bahasa Belanda bisa juga mengunakan istilah atau
kata lain yaitu Civetkatten.
Aneh memang, istilah yang tidak asing di
telinga dan teramat paham kita mengartikannya yaitu tentang Bhatara, kok
bisa-bisanya menjadi kosa kata orang Inggris dan Belanda, tetapi itupun hanya
bila untuk mengartikan atau menerjemahkan kalau angrok itu sendiri dimasukan
atau diinput di dalam bahasa Melayu,tetapi kalau dimasukan dari bahasa
Indonesia tidak berlaku, kedua bahasa penerjemah itu budeg, tidak mau
menerjemahin (bahasa Inggris dan Belanda). Why? Adakah beda antara bahasa
Melayu dan dan Bahasa Indonesia, pasti beda memang tapi kan masih serumpun,
kalau beda pun ya paling beda-beda tipis lahhhh (kata Mang Duleh sambil minum
kopi, nyengir pula...jijay hehehe), tapi mengapa dua bahasa itu tidak mau
menterjemahkan? Inilah kecanggihan dari google atau inikah kekuarangan google?
setipis apapun perbedaan itu tetap masih bisa dipisahkan, tidak ada ampun alias
no telorance.
Tapi yang harus menjadi catatan adalah
bahwa mesin pencari google, termasuk alat atau fasilitas penerjemahnya semuanya
tergantung data entri yang dimasukan dan sistem pecarian dari program yang
diterapkan, artinya memang masih banyak kelemahan. Contoh ketika dimasukan kata
“orang” dalam bahasa Inggris dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia maka hasilnya menjadi “orangutan”, jadi geli kelihatanya, sialannya
lagi seoalah-olah orang Inggris ingin mengatakan orang Indonesia adalah orang
utan (gak segitunya kaleee....lebay). Adalagi seperti "aku mau sih"
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan kedalam bahasa Inggris menjadi " I'm
going to hell", amit-amit siapa yang mau.
B Gugatan Ken Angrok kepada Mbah Google
B Gugatan Ken Angrok kepada Mbah Google
Wajar kiranya kalau raja Ken Angrok menggugat
Mbah Google, soalnya nama dia hanya terdaftar di bahasa Melayu yang hanya bisa
diterjemahkan oleh bahasa Inggris dan bahasa Belanda sebagai Bhatara. Kok,
diplagiat bangsa lain namanya bukan digunakan oleh dibangsanya sendiri? Bahasa
Melayu kan identik dengan bahasa negara tetangga (yehhh provokatif
larinya....hehehe).
Wajar juga sekiranya kalau Ken Angrok
menuntut ke si Mbah Google untuk menghadirkan para pelaku data entri, mengingat
namanya sudah diplagiat, dan wajar pula kalau ken Angrok mempertanyakan kenapa
dua bahasa penerjemah itu spertinya serentak, sudah mufakat sebelumnya untuk
menterjemahin Angrok menjadi Bhatara, yang anehnya pula, ketika angrok itu jadi
input terjemahan bahasa Inggris dan Belanda ke bahasa Indonesia eh malah jadi
arok. Bener-bener yang menginput data entri si Mbah google paham betul siapa
Ken Arok alias Angrok itu, tidak mau pusing pusing main hajar saja. Terlepas
dari metode penerjemahan sistem mesin google seperti apa, tetap saja ini harus
ada penjelasan mengenai hal itu.
ভাতার - bhatara - [bhātāra]
|
n (sl.) a husband. ̃পুত n.
(sl.) husband and son.
|
n (sl.) a husband. puta n. (sl.)
husband and son.
|
Dalam kamus besar bahasa Indonesia sendiri kata bhatara tidak
ditemukan yang ada adalah batara. Bhatara menurut Mbah Wiki teman seperguruan
Mbah Google adalah sebagai berikut:
Bhatara (Devanagari:
भटर ; Bhaṭāra)
adalah utusan Brahman
(Tuhan) sebagai
pelindung umat manusia
dalam tradisi Hindu.
Bhatara tidak sepenuhnya berarti Dewa
karena ada definisi yang berbeda antara Bhatara dengan Dewa. Namun dalam
perkembangannya, istilah Bhatara diidentikkan dengan Dewa. Bhatara berjenis
kelamin wanita disebut Bhatari.
Bhatara berasal dari kata “bhatr” yang berarti pelindung.
Bhatara berarti “pelindung".Jadi bhatara adalah aktivitas sang hyang widhi
sebagai pelindung ciptaanya, karena itu dalam pandangan agama hindu semua hal
dialam semesta ini dilindungi oleh sang hyang widhi dengan gelar bhatara. ada
begitu banyak nama-nama bhatara sesuai dengan tempat, fungsi dan kedudukannya.
sebagaimana dikutip dalam ajaran siwa tatwa dalam agama hindu, sang hyang sapuh
jagat apabila beliau menjaga pertigaan, sang hyang catus pata/ catur loka pala
berkedudukan di perempatan jalan, sang hyang bairawi berkedudukan di kuburan,
sang hyang tri amerta berkedudukan di meja makan. beberapa contoh nama bhatara
di atas hanyalah contoh kecil dari sekian banyak nama bhatara yang menandakan
sifat sang hyang widhi yang wyapi wyapaka atau ada dimana-mana. jadi' bhatara
bukanlah makhluk-makhluk halus atau utusan tuhan melainkan bagian dari tuhan
itu sendiri.
Dalam filsafat Hindu Advaita
Vedanta, Dewa merupakan sinar suci atau manifestasi dari Brahman. Dalam
hal tersebut, para Dewa berbeda dengan Bhatara, karena Dewa merupakan sinar suci Brahman
sedangkan Bhatara merupakan aktivitas dari hyang widhi sebagai pelindung. dalam
penerapannya di masyarakat hindu nama bhatara lebih dikenal dari istilah dewa,
hal ini disebabkan karena manusia pada umumnya menginginkan perlindungan.
beberapa contoh perubahan istilah dari dewa menjadi bhatara: dewa brahma =
bhatara brahma dewa wisnu = bhatara wisnu dewa siwa = bhatara siwa dewa iswara
= bhatara iswara dewa mahadewa = bhatara mahadewa dst.
Dalam tradisi Hindu-Jawa umumnya, dan pada tradisi pewayangan
khususnya, istilah Bhatara dipakai untuk merujuk kepada Dewa. Dalam tradisi Agama Hindu Dharma di Bali, istilah Bhatara
diucapkan “Bêtarə”, dan disamakan atau bahkan diidentikkan dengan
Dewa, karena sama-sama berfungsi sebagai pelindung, contohnya: Bhatara Wisnu, Bhatara Brahma, Batara Kala,
dan sebagainya.”
Tapi patut diingat bahwa Mbah Wiki,
konten atau isi tulisannya bisa dikutak katik oleh siapa pun alias bisa diedit,
diperbaharui, bisa jadi bahasa resmi kamusnya tidak ada untuk Bhatara yang ada
adalah batara. Mohon jangan terlalu percaya, harus ada pembanding lainnya,
mungkin adanya penulisan bhatara lebih dikarenakan alasan pelafalan dalam
suku-suku tertentu, tapi harap diingat juga ya, "Bandung" jangan
dibilang atau dilafalkan dengan intonasi "Embhandung", tetap harus
Bandung apalagi ngomongnya ampe muncrat (hujan lokal kalee).
Ken Angrok alias Sri Rajasa Sang Amurwabhumi raja Tumapel (yang
selanjutnya terkenal dengan nama Singasari) mempunyai julukan Batara Siwa,
ketika akan merencanakan peprangan di Ganter melawan pasukan kerajaan Kadiri,
1922. Nama gelaran ini diberikan oleh para Brahmana aliran hindu Siwa, sebagai
wujud dukungan moril, serta memberikan efek psikologis bagi para prajurit
perangnya, bahwa mereka akan selalu percaya diri dan pasti kemenangan dapat
diraih, seoalah-olah para prajurit dilindungi atau beserta Dewa Siwa, Sang
Penghancur. Itu juga yang dilakukan oleh Sang Genghis Khan, ketika akan
merencanakan peperangan, ini juga dilakukan pada era nabi Muhamad SAW dalam
memberikan semangat Jihad dalam peperangan, dan ini juga yang dilakukan Napoleon
Bona Parte dengan semangat crusade-nya.
Lebih menyakitkan lagi bagi Ken Angrok, pramesurinya yaitu Ken
Dedes, yang dipuja puji sepanjang hari, dan dingat sepanjang masa, ehh malah
Mbah Google secara sepihak memberikan terjemahan Civet Cat atau Musk dalam
bahasa Ingris dan muskus dalam bahasa Belanda. Muskus atau Civetkatten dalam bahasa
Belanda mempunyai arti sejenis musang atau luwak. Dedes dari bahasa Indonesia
diterjemahkan oleh bahasa Belanda dan Inggris adalah Civet Cat, sedang Dedes
dari bahasa Melayu diterjemahkan oleh bahasa Belanda menjadi Muskus dan Inggris
menjadi Musk, semua mengarah ke hewan sejenis musang atau luwak tepatnya.
Menghinakan sekali kelihatanya, tapi eitssss nanti dulu, harap sabar bagi Ken
Angrok, baca kelanjutannya.
Ken
Angrok juga akan tambah meradang, kalau ternyata istri keduanya juga tidak jauh
beda, hal yang sama Mbah Google mengibaratkan Ken Umang seperti kepiting, yang
dibahas pada paragraf selanjutnya (apa gak panas dingin tuh Ken Angrok).
Seandainya
raja Ken Angrok alias Arok tahu pada masa kini dan bisa menikmati kopi luwak,
sejenis musang itu, tentunya dia akan berbangga sekali bahwa nama istrinya
ternyata terinspirasi dari hewan bernama luwak yang menghasilkan kopi dengan
aroma dan rasa luar biasa serta teramat mahal harganya. Dan seandainya pula dia
tahu mengenai ilmu tentang luwak, sejenis musang itu, ternyata harum wangi
kasturi itu dihasilkan dari kelenjar sekresi dari luwak, walaupun terdapatnya
disekitar daerah yang menjijikan yaitu daerah anus. Walaupun tempatnya terasa
agak menjijikan, harum kasturi ya tetap membanggakan, wangi bunga surga dunia.
Ehh,
ada lagi pertanyaan nyeleneh, apakah ini personifikasi dari cahaya yang keluar
dari aurat ke wanitaan Ken Dedes? siapa pun tidak bisa menjawab ya dan tidak untuk
pertayaan ini, kemyataannya memang begitu. Petikan terjemahan naskah Pararaton,
sebagai berikut:
"Ken Dedes turun
dari kereta kebetulan disebabkan karena nasib, tersingkap betisnya, terbuka
sampai rahasianya, lalu kelihatan bernyala oleh Ken Angrok, terpesona ia
melihat, tambahan pula kecantikannya memang sempurna, tak ada yang menyamai
kecantikannya itu, jatuh cintalah Ken Angrok, tak tahu apa yang akan
diperbuat."
Apakah
dulu yang menciptakan nama Ken Dedes atau orang tuannya Ken Dedes juga tahu
ilmu sistematika kata atau fonetik, apakah pengetahunanya juga menjangkau dunia
jauh atau apakah naskah-naskah manuskrip kuno dari tulisannya kemudian diambil
tafsiran sebagai dedes yang menggambarkan harum mewangi kasturi?