DUSTA SEJARAH KISAH KEN AROK, PERANG BUBAT & SUMPAH
PALAPA
Analisa dan Pendalaman Bahan Uji Materi II
Flash
back Kedua, berdasarkan
tulisan yang disadur dari http://www.parisada.org/ tentang “Kitab
Negarakertagama, Manuskrip Kuna Tentang Sejarah Majapahit (II)”, adalah
sebagai berikut:
Analisa Bahan uji materi 8
“Sastrawan
Majapahit, Danghyang Nirartha, penggubah Kakawin Dharmacunya (1418). Orang suci
mi lama tinggal di Banyuwangi, lalu karena alasan tertentu, menyeberang ke Bali
bersama istri dan putra-putrinya. Dalam perjalanan. sang pujangga mengembara
sambil menggubah beberapa naskah. Salah satunya adalah Kitab Nitisastra tahun
(1455).
Tahun 1489, Danghyang Nirartha berada di
Bali menghamba sebagai pujangga Keraton Raja Gelgel. Di Bali, sang pujangga
menggubah Kakawin Nirartha Prakreta, berbentuk puisi tentang kesempurnaan atau
filsafat (1459). Karya sastra yang digubah di Bali lainnya adalah Kaknwin
Harisraya yang disadur dan Uttarakandha (1574), namun tak diketahui siapa
penyadurnya.
Hancurnya
Majapahit tahun 1518, menyebabkan para jiujangga, Brahmana, dan kesatriya
pindah bermukim ke Bali. Disebutkan, dalam Pustaka Raja Purwa, ketika Prabu
Brawijaya V berpuri di Majapahit, ia menyuruh Empu Arthati menggubah cerita
kakawin dalam bentuk Sekar Ageng, mulai Aswalalita yang ditulis dalam daun
lontar dengan aksara Jawi.
Tapi, ketika penggubahan tahun 1518 M itu
belum sampai rampung, terjadi bencana kehancuran Majapahit. Dengan membawa
bahan-bahannya, Empu Arthati menyingkir dan hidup terlunta-lunta sampai ke
Bali. Di Bali, dia menghamba kepada Prabu Dewa Ketut atau Dalem Batur Enggong
(Waturenggong) di Lingarsapura, Gelgel (1460-1550). Dengan kedatangan orang Majapahit
mi, maka berkembang suburlah perkembangan kebudayaan dan kesusatraan di Bali
Sebenarnya,
gelombang mutasi Majapahit ke Bali sudah terjadi di abad 14. Gajah Mada
mengalahkan Bali tahun 1343. Sejak itu, Bali dipengaruhi kebudayaan Jawa,
karena raja-rajanya keturunan Majapahit. Keraton raja-raja itu mula-mula di
Samprangan (Gianyar), lalu pindah ke Gelgel, dan kemudian ke Klungkuing.
Beberapa orang dan çlaerah Kepakisan di tanah Kadiri dijadikan pegawai tinggi,
sedang Arya Gajah Para diberi kuasa memerintah di Toyaanyar, pantai utara Bali.
Pada masa itulah, naskah-naskah lontar banyak diungsikan dari Jawa ke Bali.”
Analisa Bahan uji materi 8
Fakta yang didapat adalah bahwa karya-karya
sastra yang ditemukan di Bali termasuk kitab Pararaton dan Negara Kertagama
karena memang terjadi perpindahan para pujangga (sastrawan) akibat perubahan
politik negara seiring dengan kehancuran kerajaan Majapahit.
Fakta ini sebenarnya bisa menjadikan para
sastrawan dikelompokan kedalam katagori tersangka baru, yang bisa mengbah isi
kitab Negara Kertagama atau pun kitab Pararaton, tapi dari logika hukum mereka
tidak bisa dimasukan kedalam kategori tersangka, karena motif lemah.
Bali mempunyai iklim psikologis yang tepat dan
cocok bagi para punjangga tersebut, dan karya-karya sastra dengan berbagai cara
bisa didokumentasikan disana. Secara logika itu wajar karena ada hubungan sebab
akibat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik