Selasa, 27 Maret 2012

DUSTA SEJARAH 8

DUSTA SEJARAH KISAH KEN AROK, PERANG BUBAT & SUMPAH PALAPA
Analisa dan Pendalaman Bahan Uji Materi II
Flash back Kedua, berdasarkan tulisan yang disadur dari http://www.parisada.org/ tentang “Kitab Negarakertagama, Manuskrip Kuna Tentang Sejarah Majapahit (II)”, adalah sebagai berikut:
Analisa Bahan uji materi 8
“Sastrawan Majapahit, Danghyang Nirartha, penggubah Kakawin Dharmacunya (1418). Orang suci mi lama tinggal di Banyuwangi, lalu karena alasan tertentu, menyeberang ke Bali bersama istri dan putra-putrinya. Dalam perjalanan. sang pujangga mengembara sambil menggubah beberapa naskah. Salah satunya adalah Kitab Nitisastra tahun (1455).
Tahun 1489, Danghyang Nirartha berada di Bali menghamba sebagai pujangga Keraton Raja Gelgel. Di Bali, sang pujangga menggubah Kakawin Nirartha Prakreta, berbentuk puisi tentang kesempurnaan atau filsafat (1459). Karya sastra yang digubah di Bali lainnya adalah Kaknwin Harisraya yang disadur dan Uttarakandha (1574), namun tak diketahui siapa penyadurnya.
Hancurnya Majapahit tahun 1518, menyebabkan para jiujangga, Brahmana, dan kesatriya pindah bermukim ke Bali. Disebutkan, dalam Pustaka Raja Purwa, ketika Prabu Brawijaya V berpuri di Majapahit, ia menyuruh Empu Arthati menggubah cerita kakawin dalam bentuk Sekar Ageng, mulai Aswalalita yang ditulis dalam daun lontar dengan aksara Jawi.
Tapi, ketika penggubahan tahun 1518 M itu belum sampai rampung, terjadi bencana kehancuran Majapahit. Dengan membawa bahan-bahannya, Empu Arthati menyingkir dan hidup terlunta-lunta sampai ke Bali. Di Bali, dia menghamba kepada Prabu Dewa Ketut atau Dalem Batur Enggong (Waturenggong) di Lingarsapura, Gelgel (1460-1550). Dengan kedatangan orang Majapahit mi, maka berkembang suburlah perkembangan kebudayaan dan kesusatraan di Bali
Sebenarnya, gelombang mutasi Majapahit ke Bali sudah terjadi di abad 14. Gajah Mada mengalahkan Bali tahun 1343. Sejak itu, Bali dipengaruhi kebudayaan Jawa, karena raja-rajanya keturunan Majapahit. Keraton raja-raja itu mula-mula di Samprangan (Gianyar), lalu pindah ke Gelgel, dan kemudian ke Klungkuing. Beberapa orang dan çlaerah Kepakisan di tanah Kadiri dijadikan pegawai tinggi, sedang Arya Gajah Para diberi kuasa memerintah di Toyaanyar, pantai utara Bali. Pada masa itulah, naskah-naskah lontar banyak diungsikan dari Jawa ke Bali.”
Analisa Bahan uji materi 8
Fakta yang didapat adalah bahwa karya-karya sastra yang ditemukan di Bali termasuk kitab Pararaton dan Negara Kertagama karena memang terjadi perpindahan para pujangga (sastrawan) akibat perubahan politik negara seiring dengan kehancuran kerajaan Majapahit.
Fakta ini sebenarnya bisa menjadikan para sastrawan dikelompokan kedalam katagori tersangka baru, yang bisa mengbah isi kitab Negara Kertagama atau pun kitab Pararaton, tapi dari logika hukum mereka tidak bisa dimasukan kedalam kategori tersangka, karena  motif lemah.
Bali mempunyai iklim psikologis yang tepat dan cocok bagi para punjangga tersebut, dan karya-karya sastra dengan berbagai cara bisa didokumentasikan disana. Secara logika itu wajar karena ada hubungan sebab akibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.