DUSTA SEJARAH KISAH KEN AROK, PERANG BUBAT & SUMPAH
PALAPA
Analisa
dan Pendalaman Bahan Uji Materi I
Analisa dari setiap bahan uji materi 1 sampai 7,
merupakan uji materil dalam proses penyidikan yang sedang dilakukan, hasilnya
sebagai berikut:.
Bahan uji materi 1.
“Hasil
penelitian Brandes tentang naskah Pararaton, sebenarnya telah siap 1893 silam,
namun baru dimuat pada 1896 dalam seri VBG No XLIX dengan judul Pararaton (Ken
Arok) Of het boek der koningen van Tumapel en van Majapahit.
Usaha
Brandes menerbitkan terjemahan Pararaton itu begitu mengagumkan masyarakat
sejarah, karena waktu itu merupakan satu-satunya karya sejarah ilmiah tentang
Tumapel dan Majapahit.”
Analisa Bahan uji materi 1.
Fakta yang didapat adalah bahwa Brandes (red,
orang Belanda dan ahli bahasa Jawa Kuno) yang menerbitkan kitab dengan judul “Pararaton (Ken Arok) Of het boek der koningen van Tumapel en van Majapahit.”
Satu hal yang perlu diingat dan dicatat adalah
kali pertamanya nama judul naskah “Pararaton” dipublikasikan dan Tumapel adalah
nama resmi kerajaan selain kerajaan Majapahit, tidak terdapat nama Singhosari
sebagai alias dari Tumapel.
Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan nama
Singhosari muncul, apakah dalam isi naskah tersebut atau dari mana?
Bahan uji materi Materi 2 :
“Menurut hasil penelitian GP Rouffaer,
sahabat karib Brandes, uraian Pararaton karya Brandes tentang Tumapel dan
Majapahit memang berbeda jauh dengan uraian dalam Babat Tanah Jawi yang lebih
banyak cerita fiksi dan legendanya. Karena banyak legendanya, Babat Tanah Jawi
sangat populer di kalangan masyarakat Jawa.”
Analisa Bahan uji materi 2.
Faktanya adalah terdapat kesaksian dari seorang
ahli sejarah lainnya GP Rouffer (sahabat karib Brandes), yang memberi
pernyataan bahwa naskah Pararaton hasil karya Brandes tentang tentang Tumapel
dan Majapahit, itu berbeda jauh dengan uraian dalam Babat Tanah Jawi. Kitab
Pararaton hasil buah karya Brendes menurut GP Rouffer lebih kearah fiksi dan
legenda, artinya bahwa kitab Pararaton untuk dijadikan sebuah referensi sejarah
sudah tidak memenuhi syarat.
Bahan uji materi 3.
“Meski naskah Negarakertagama ditemukan
tahun 1894 di Puri Caknanegara Lombok tapi Dr JLA Brandes belum tertarik untuk
mempelajarinya. Barulah enam tahun kemudian, setelah naskah terjemahan
Pararaton selesai, yakni 1902, Brandes mulai mempelajari Negarakertagama dengan
menerbitkan teksnya dalam huruf Bali dalam seni VBG LIV bagian I. Terjemahan
Negerakertagama oleh Brandes itu selesai tahun 1898 dan kemudian diterbitkan
oleh FDK Bosch dalamTBG LVIII, halaman 528 dan seterusnya”.
Analisa Bahan uji materi 3.
Fakta yang didapat adalah bahwa Brandes tidak
tertarik dengan kitab Negara kertagama walau sudah ditemukan tahun 1894, bahkan
terus menyelesaikan kitab Pararaton yang selesai setelah 6 tahun kemudian
setelah kitab Negara Kertagama diketemukan, selesainya kitab Pararaton 1902 .
Bahan uji materi 4.
“Pada
1910, NJ Krom datang ke Hindia Belanda melanjutkan pekerjaan Brandes. Dengan
membahas transkripsi prasasti-prasasti peninggalan Brandes, pada 1913 dia
menerbitkannya dalam seri VBG LX dengan judul Oud-Javaansche Oorkonden.
Nagelaten transcripties van wljlen Dr JIA Brandes.”
Analisa Bahan uji materi 4.
Fakta yang didapat NJ Krom (red, orang Belanda
ahli sejarah juga) meneruskan pekerjaan Brendes, tapi bukan masalah kitab
Pararaton malah dia membahas kitab Negara kertagama. Kitab Pararaton tetap
digubah oleh Brandes tidak ada campur tangan orang lain pada awalnya, artinya
tersangka pertama didapat dalam proses penyidikan ini yaitu Brendes.
Bahan uji materi 5.
“Di antara
prasasti-prasasti yang dipelajari Krom itu, berasal dari zaman Singasari dan
Majapahit. Dengan demikian, terbitan Krom menambah sumber sejarah penting
tentang Singasari dan Majapahit yang lebih dapat dipercaya daripada Pararaton
dan Negarakretagama. Di samping itu, Krom juga berhasil menerbitkan terjemahan
Prasati Prapancasarapura (1912), Prasasti Berumbung (1916). Prasasti Batur
(1916), dan Prasasti Trowulan (1919), disamping Het Oud-Javaansche lofdicht
Nagarakretagama van Prapanca (1365 AD), di ‘sGiavenhage, 1919.”
Analisa Bahan uji materi 5.
Faktanya yang didapat adalah bahwa bahwa NJ Krom
mempunyai niatan baik untuk melakukan penelitian dan penerjemahan kitab Negara
Kertagama, serta penerjemahan prasasti-prasati lainnya yang diketemukan, bahkan
tingkat kepercayaan NJ Krom lebih besar kepercayaannya terhadap kitab Negara
Kertagama daripada kitab Pararaton.
Ini mengindikasikan jauh bahwa NJ Krom tidak
terlibat dalam masalah penyusunan kitab Pararaton, dengan kata lain NJ Krom
bukan pelaku pembuat kitab Pararaton. NJ Krom tidak termasuk tersangka dalam
hal ini, tetapi bisa dikatagorikan sebagai saksi ahli yang memberatkan si
tersangka Brandes.
Bahan uji materi 6.
“Pararaton
karya Brandes digarap lagi dengan bantuan beberapa sarjana lain dan diterbitkan
dalam seri VBG LXII tahun 1920. Yang perlu dicatat di sini, kepercayaan Krom
terhadap Negarakertagama terlalu besar, lebih besar dari kepercayaannya kepada
Pararaton.”
Analisa Bahan uji materi 6.
Fakta yang didapat adalah bahwa kitab Pararaton
karya Brandes digarap lagi oleh beberapa sarjana, kemudian diterbitkan tahun
1920. PARA SARJANA inilah yang menjadi pelaku pelaku pembuatan
kitab Pararaton yang dikenal masyarakat umum sekarang ini. Setelah tahun 1920
tidak lagi ada proses perubahan lagi untuk kitab Pararaton, yang ada hanya
cetak ulang dan merekalah yang dalam proses penyidikan ini menjadi tersangka
kedua dan menjurus bisa dijadikan tersangka utamanya.
Pertanyaan selanjutnya, siapakah Para Sarjana
itu, mengapa mereka mengarap ulang karya Brendes? Apakah sama materinya dengan
karya Brendes yang asli? Motifnya apa sehingga karya itu dirubah? Apakah nama
kerajaan Singhosari muncul ketika para sarjana mengubah karya Brendes pada saat
itu?
Bahan uji materi 7
“Kepercayaan
masyarakat sejarah terhadap Negarakertagama semakin kuat akibat penemuan empat
naskah Negarakertagama di Bali dan Lombok. Penemuan ini juga membangkitkan
kepopuleran Negarakertagama yang berbeda sekali dengan waktu sebelumnya.
Apalagi setelah diketahui bahwa naskah-naskah itu berada di tangan masyarakat
biasa dan bukan semuanya disimpan di puri/keraton. Hal ini menunjukkan bahwa
naskah Negarakertagama memang sudah dikenal di masyarakat Bali Kuno sampai
sekarang. Tapi, mengapa naskah Negarakertagama banyak ditemukan di Bali? Ikuti
kisahnya pada edisi berikutnya. (RM Yunani Prawiranegara, Pengamat Sejarah dan
Kebudayaan). NusaBali – Selasa, 19 Mei 2009.”
Analisa Bahan uji materi 7
Fakta yang didapat adalah bahwa kitab Negara
Kertagama sudah dikenal sudah lama dan beredar dimasyarakat, dan sejalan serta
didukung dengan bukti-bukti penting sejarah lainya, yaitu prasasti-prasati yang
diketemukan. Secara hukum pembuktian bisa dinyatakan bahwa kitab Negara
Kertagama adalah catatan sejarah yang sah, dengan berbagai alat buktinya.
Pertanyaanya, mengapa kitab Pararaton lebih
populer dan memberikan nuansa sejarah yang mengakar dalam kehidupan masyarakat
Indonesia?
Bukankah Negarakertagama ditulus oleh Mpu Prapanca?
BalasHapus