Selasa, 27 Maret 2012

DUSTA SEJARAH 11

DUSTA SEJARAH KISAH KEN AROK, PERANG BUBAT & SUMPAH PALAPA
Analisa Keseluruhan Uji Materi II
Ada beberapa hal yang menjadi inti utama cerita dalam kitab Pararaton yaitu:
  1. Pengkisahan Ken Arok alias Sri Rajasa Sang Amurwabhumi yang mempunyai tendensi menyudutkan, bahasa kerennya adalah “pembunuhan karakter” dari seorang raja besar dan merupakan raja pertama dalam silsilah dinasti kerajaan yang berkuasa saat itu yaitu Wangsa Rajasa, yang keturunan selanjutnya adalah raja Majapahit Hayam Wuruk alias Sri Rajasanegara.
  2. Pembunuhan karakter ini ditujukan untuk membuat opini publik bahwa pendiri Wangsa Rajasa adalah orang yang mempunyai asal usul tidak jelas, mempunyai kebiasaan brutal dan seorang yang latar belakangnya pencuri atau kriminal, hal ini dicocokan dengan ketidakadaan bukti sejarah mengenai asal usul Ken Arok alias Sri Rajasa Sang Amurwabhumi, serta kecocokan alur sejarah yang melakukan kudeta terhadap kerajaan sebelumnya yaitu terhadap kerajaan Kediri.
  3. Ken Arok makanya diibaratkanlah atau diumpamakan sebagai seorang pencuri, simbolisasi dari perebut kekuasaan. Ken Dedes, Tunggul Ametung, Mpu Gandring dan yang lainnya dalam kisah ken Arok, hanyalah nama-nama pemeran pembantu, yang keberadaanya sama sekali tidak bisa dibuktikan dan dibantah, karena tidak ada alat bukti sejarahnya. Nama-nama itu adalah nama-nama yang tidak bisa memberikan kesaksian hukum sama sekali, tidak boleh dijadikan saksi dan kalau dibawa kepengadilan pun nama-nama tersebut tidak memenuhi syarat sebagai saksi, dan batal demi hukum.
  4. Pengkisah perang Bubat yang bertujuan untuk memberikan dasar sejarah bagi publik bahwa telah terjadi persetruan antara 2 kerajaan besar yaitu kerajaan Majapahit (mewakili masyarakat suku Jawa) dan kerajaan Sunda Galuh (mewakili masyarakat suku Sunda), dengan cerita yang diberikan sisi emosional (sentimentil) untuk membentuk dan menimbulkan efek karakter balas dendam, rasa benci, dan permusuhan antar suku dengan tujuan memberikan opini publik bahwa telah terjadi kecurangan dari salah satu pihak.
  5. Pengkisahan ini yaitu peristiwa perang bubat tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan tidak bisa pula dijustifikasi kebohongannya, karena sama-sama tidak punya alat bukti, seandainya ini kasus ini dibawa pengadilan juga akan dinyatakan bahwa peristiwa perang Bubat adalah tidak sah sebagai bukti keterangan dan batal demi hukum.
  6. Kitab Kidung Sunda dan kitab Kidung Sundayana seolah-olah dibuat untuk menguatkan peristiwa atau kisah perang Bubat yang ada di kitab Pararaton.
  7. Proses penyidikan harus menganalisa juga latar belakang yang mendasari kitab-kitab itu muncul, dan inilah yang dijadikan dasar atau petunjuk motif para tersangka dalam membuat dan menerbitan kitab-kitab itu. Termasuk motif kitab Pararaton yang diubah oleh para sarjana. Akhirnya tambah satu lagi tersangka tambahan setelah uji materi yang lain yaitu C.C Berg.
  8. Peristiwa yang melatar belakanginya tiada lain yaitu runtutan sejarah yang mengarah kepada peristiwa “Sumpah Pemuda 1928”, para pelaku sejarah sumpah pemuda tentunya merencanakan ini jauh-jauh hari, bukan sekonyong-konyong pada tahun 1928, tapi sudah direncanakan sebelumnya. Tentunya para inteljen dari penguasa penjajah Belanda pada waktu itu, sudah mengetahui dan mengidentifikasi rencana-rencana dari para pelaku Sumpah Pemuda 1928, makanya dibuatlah propaganda untuk menggagalkan rencana besar Sumpah Pemuda tersebut.
  9. Sumpah Pemuda adalah bentuk ancaman terbesar bagi para penjajah Belanda, dalam melangsungkan terus masa kekuasaannya atas wilayah-wilayah jajahannya. Salah satu caranya yaitu dengan membuat alat media publikasi dengan menerbitkan kitab Pararaton, kitab Kidung Sunda dan kitab Kidung Sundayana, targetnya untuk memecah belahan suku Sunda dan Suku Jawa, yang telah teridentifikasi sebelumnya.
  10. 10.  Perhitungan mereka bahwa kekuatan persatuan utama persatuan nusantara adalah kedua suku tersebut. Jika kedua suku ini bergabung dalam satu ikatan maka kesusahan yang akan mereka dapatkan untuk tempo selanjutnya kedepan.
  11. Penulis tidak punya bahan mengenai asal-usul kitab Kidung Sunda dan kitab Kidung Sundayana, tapi kalau dugaan penulis terhadap motif para tersangka membuat kitab-kitab itu adalah seperti diatas, yaitu menggagalkan rencana Sumpah Pemuda 1928, yang sudah digagas jauh-jauh hari. Silakan berikan bukti kitab-kitab aslinya kalau yang menjadi dugaan ini salah.
  12. Kitab Pararaton dan 2 kitab lainnya dalam pengkisahan peristiwa perang Bubat, selalu menyudutkan posisi Mahapatih Gajah Mada, yang dalam kitab Pararaton diceritakan bahwa Gajah Mada telah bersumpah, sumpah yang teramat populer dengan sebutan Sumpah Palapa.
  13. Sumpah Palapa ini hanya ada dalam kitab Pararaton, tidak ada alat bukti sejarah lainnya yang mendukung keberadaan Sumpah Palapa ini. Diduga kuat ini merupakan tehnik mencari alibi untuk pembenaran kisah perang Bubat, alibi ini juga untuk mengindikasikan telah terjadi suatu tindak kecurangan yang dilakukan kerajaan Majapahit kepada kerajaan Sunda Galuh.
  14. Intinya ini dilakukan untuk memancing nuansa persetruan dua suku yang nuasanya masih terasa sampai masa kini. Dengan kata lain bahwa Mahapatih Gajah Mada adalah kambing hitam untuk suatu pembenaran dari kisah perang Bubat ,yang keberadaan dan proses peristiwanya tentu dipaksakan harus seolah-olah benar-benar terjadi. BAGIAN SELANJUTNYA>>>

6 komentar:

  1. Masalah sejarah perang BUBAT ini adalah rekayasa begitu juga SUMPAH PALAPA tidak ada bukti nyata sebenarnya leluhur JAWA sdh membaca akal bulus tuan menir....setelah masuk ke alam beliau telah bertemu dgn BUBAT dan PALAPA ini hanyalah sebagai halimun untuk menipu tuan menir....maksud dari BUBAT sendiri kembalilah kalian ke KALBU BATIN<>BUBAT bukan perang saudara seperti cerita pararaton maka dari itu saya pribadi bangga ada saudara/kadhan kinasih membedah kebohongan sejarah leluhur NUSWANTARA....Rahayu.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. betuulll,,,kitab sejarah kq kaya cerita dongeng,lancar gamblang seperti di atur..

    BalasHapus
  4. Monyet Mada Babi Hina...!! Jawa Kowek Babi..!!

    BalasHapus
  5. Senua rekaan imajinasi sipengarang pararaton itu sendiri

    BalasHapus

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.