Selasa, 27 Maret 2012

TEORI PEMBENTUKAN NUSANTARA 6

TEORI PEMBENTUKAN NUSANTARA
Ide Pembentukan Nusantara
Kekuasaan Imparium Kekaisaran mongol mulai dari Jenghis Khan sampai kaisar terakhir itu berlangung selama 150 tahunan, dimulai abad ke-12 sampai awal abad ke-14.
Kekebatan dan keperkasaan pasukan besar tentara Mongol laksana badai besar yang bisa menyapu segalanya, inilah yang menyebabkan rasa was-was, miris, dan menjadi momok ketakutan luar biasa bagi bangsa-bangsa lain yang belum disentuh diseantero jagat ini, dan berita tentang pergerakan pasukan Mongol sangat cepat menjalar menembus segala lapisan bangsa, didaratan yang sama maupun seberang lautan.

Banyak bangsa-bangsa yang sudah pasrah tetapi tidak sedikit pula diantara mereka yang mencoba mempersiapkan diri dengan berbagai cara dan ide yang muncul untuk menghadapi keadaan ini sebagai rekasi dari keberadaan pasukan Mongol yang suatu saat mereka akan berhadapan langsung di medan perang.
Maka lahirlah ide-ide dan usaha-usaha besar untuk mempersatukuan dari bangsa-bangsa yang kecil menjadi sebuah bangsa besar dan bersiap diri mengantisifasi kondisi yang akan datang. Salah satunya adalah di Asia bagian tenggara dengan kemunculan “nusantara” yang disatukan oleh kerjaan besar Majapahit antara abad ke-13 dan ke-14.
Ada 3 kerjaan besar pada waktu itu  di nusantara yaitu kerjaan Melayu (Wangsa Mauli), kerajaan Sunda Galuh dan kerajaan Kediri, kerajaan Kediri termasuk yang paling lemah karena sering terjadi perang saudara antara Kediri dengan Jenggala. Sedang Kerajaan Melayu dalam masa peralaihan dan pemulihan dari Kerajaan Sriwijaya yang melemah akibat dijajah oleh kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Sunda Galuh sudah ratusan tahun lamanya menjadi negeri yang damai, makmur dan kaya.
Raja-raja kerajaan Majapahit adalah keturunan wangsa Rajasa yang dimulai oleh raja pertama dengan gelar Sri Rajasa Amurwabhumi atau dalam kitab pararaton dikasih nama figuran untuk nama aslinya yaitu Ken Arok, yang marak diingatan masyarakat tapi nama itu sama sekali tidak bisa dikuatkan dengan bukti-bukti sejarah lainya, sama halnya dengan yang lain seperti nama untuk Ken Dedes, Tunggul Ametung, Mpu Gandring dan lain-lain yang tidak ada padanan nama pada bukti-bukti sejarah yang pernah diketemukan.
Munculah Wangsa Rajasa ditanah Jawa bagian timur, dinasti kekuasan baru, selain dinasti-dinasti kekuasan terdahulu, dimulai dari Sri Rajasa Sang Amurwabhumi (Ken Arok-versi kitab Pararaton) sampai anak keturunannya Sri Rajasanegara (Hayam Wuruk - versi kitab Pararaton) yang didampingi Mahapatih Gajah Mada adalah sebagai reaksi dan duplikatisasi dari keberhasilan imperium Mongol, tentunya memakai cara-cara seperti yang Jenghis Khan lakukan, sebagai sebuah model yang bisa dipertanggungjawabkan nyata untuk keberhasilnya.
Bukti-bukti sejarah memberikan fakta, bahwa pada tahun yang sama 1227 M saat meninggalnya Sri Rajasa Sang Amurwabhumi itu, sama dengan tahun kematian dari Jenghis Khan, artinya bahwa masa muncul dan berkembangnya imperium Mongol sama dengan muncul dan berkuasanya dinasti raja-raja Wangsa Rajasa sebagai cikal bakal lahirnya kerajaan besar Majapahit. Sri Rajasa Sang Amurwabhumi merebut kekuasaan Kediri yaitu tahun 1222 M, ini tentunya juga terinspirasi oleh keberhasilan Jenghis Khan, terlebih ada celah ketidakpuasan masyarakat pada kondisi itu terhadap kekuasaan resmi Kediri, sehingga proses peralihan itu mendapat dukungan menyeluruh dari masyarakat.
Keganasan invasi tentara Mongol menjadi issu yang paling hangat dan paling heboh serta menakutkan pada masa itu, issu seperti ini wajar dan pasti menjadi berita yang paling sangat cepat menyebar sehingga sampai ke negeri-negeri Asia bagian tenggara (kerajaan-kerajaan di nusantara). Keberadaan pasukan tentara Mongol merupakan teror menakutkan bagi bangsa-bangsa lain.

PETA WILAYAH KEKUASAAN TUMAPEL
Kegiatan perdagangan manca negara sudah berlangsung jauh pada permulaan abad sebelumnya, artinya segala informasi dunia luar sudah masuk ke tataran tanah Jawa. Keberadaan kerajaan Tumapel sudah menjadi catatan bagi para pelancong atau saudagar dari Cina masa dinasti Yuan dengan catatan mereka menebutan nama Tu-ma-pen untuk kerajaan Tumapel.
Melihat kondisi ini dan issu yang menyebar, pengetahuan tentang seluk beluk bahkan kehidupan pribadinya, metoda dan cara seperti apa Genghis Khan mempersatukan daratan Mongol, maka munculah Sri Rajasa sebagai pelopor pemersatu Kediri dan Jenggala, dengan cara melakukan kudeta yang berhasil dan nama kerajaan diubah menjadi Singhasari pada masa keturunan selanjutnya yaitu masa pemerintahan Sri Kertanegara yang ditandai dengan kepindahan ibukota ke kota praja yang bernama Singhosari (nama resmi dalam kitab kertagama tetap kerajaan Tumapel).
Dalam prakteknya dari perintisan karir, Sri Rajasa menerapkan sistem dan pola yang dipakai Genghis khan, karena pola ketatanegaraan dan militer yang sudah teruji berhasil, ide kedepanya sama untuk mempersatukan nusantara, tapi dalam perjalannya Sri Rajasa berumur pendek (1227 M, meninggal), dengan kematian yang belum ada penjelasan sejarahnya semenjak peralihan dari Kediri tahun 1222 M, yang bisa dipertanggungjawabkan kebenaran sejarahnya, ketiga anaknya pun berumur pendek termasuk 1 cucunya. Asumsinya adalah mungkin selepas pengambilalihan kekuasaan terhadap Kediri, masih terjadi pergolakan politik panjang dan merekalah bagian dari sekian korbannya, diakhiri pada jaman keemasan raja Kertanegara dengan lama kekuasaan sekitar 50 tahun, dengan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
PETA WILAYAH KEKUASAAN SINGHASARI

Sri Kertanegara, raja Singhasari selanjutnya mencoba meneruskan cita-cita kakek buyutnya Sri Rajasa Sang Amurwabhumi dan berhasil meluaskan wilayah kekuasanya. Sri Kertanegara dalam penghujung kekuasanya dihianati oleh salah seorang keluarganya, menantunya dan berlanjutlah masa kekuasaan Wangsa Rajasa dengan munculnya komplik intern dalam negeri.
Pada masa Kertanegara inilah telah terjadi penolakan dan pengusiran utusan Mongol, yang artinya itu merupakan sikap dan bersedia untuk menyatakan dan sekaligus  menantang perang pasukan tentara kekasiaran Mongol yang termasyur itu.  Masa selanjutnya didasarkan sikap itu.
Pada masa konflik itu, terjadi kudeta berdarah yang disebutkan diatas oleh salah seorang menantunya yang bernama Jayakatwang. Tapi kekuasaanya tidak berlangsung lama setelah mengalami kekalahan akibat diserbu oleh pasukan kekaisaran Mongol, inilah bukti bahwa kekaisaran Mongol mempunyai niat menguasai kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Nusantara, Singosari-lah yang menjadi target pertamanya. Singosari pada masa kekuasaan Sri Kertanegara merupakan kerajaan terbesar di nusantara pada waktu itu, karena berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan melakukan ekspedisi yang terkenal dengan sebuat "ekspedisi pamalayu".
Pasukan Mongol berhasil diusir kembali, dengan kemunculan seorang raja pendiri kerajaan Majapahit sekaligus raja pertamanya (kerajaan Wilwatika - versi kitab Negarakertagama), yang memerintah pada tahun 1293-1309, bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana, atau lengkapnya Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertajasa Jayawardhana alias Raden Wijaya yang berhasil merebut Singhosari dari pasukan Mongol.  
Setelah beberapa generasi semenjak Prabu Kertarajasa Jayawardana, muncullah masa keemasan kerajaan Majapahit terjadi ketika Mahapatih Gajah Mada sebagai pendamping kuat Sri Rajasanegara alias Hayam Wuruk raja muda kerajaan Majapahit (Hayam Wuruk adalah nama yang diberikan dalam kitab Pararaton untuk tokoh sekaligus raja Majapahit Sri Rajasanegara).
PETA WILAYAH KEKUASAAN MAJAPAHIT
Visi kenegaraan yang bercita-cita melanjutkan persatuan seluruh nusantara dari Sri Rajasa inilah yg mereka teruskan, selain Sri Kertanegara yang sudah melakukan ekspansi sebelumnya, kerajaan Majapahit pun sebagai kerajaan terakhir dengan rajanya Sri Rajasanegara (Hayam Wuruk) yang didampingi tokoh kerajaan yang mumpuni Sang Mahapatih Gajah Mada dengan melakuan misi yang sama seperti para pendahulunya.
Dengan demikian dinasti Wangsa Rajasa mencapai kesuksesan gemilang, tercatat dalam sejarah bahwa nusantara bisa dipersatukan seutuhnya pada masa kerajaan Majapahit yang diperintah oleh Sri Rajasanegara.
Selingan, mungkin diantara berbagai pihak, sudah pernah mencoba mencari tahu tentang dimana dan kapan Mahapatih Gajah Mada wafat, dimana juga kuburannya? Banyak tempat yang mengaku-ngaku bahwa Mahapatih Gajah Mada meninggal ditempat inilah, itulah, atau bahkan ada yang berfantasi bahwa Mahapatih Gajah Mada telah moksa (hilang, tilam), tapi coba kalau diperhatikan dengan seksama dari sejarah Jenghis Khan, ada satu kesamaan diantara meraka yaitu kuburan meraka tidak pernah teridentifikasi oleh siapapun sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.