TEORI PEMBENTUKAN
NUSANTARA
Ide Pembentukan Nusantara
Kekuasaan Imparium Kekaisaran mongol mulai dari
Jenghis Khan sampai kaisar terakhir itu berlangung selama 150 tahunan, dimulai
abad ke-12 sampai awal abad ke-14.
Kekebatan dan keperkasaan pasukan besar tentara
Mongol laksana badai besar yang bisa menyapu segalanya, inilah yang menyebabkan
rasa was-was, miris, dan menjadi momok ketakutan luar biasa bagi bangsa-bangsa
lain yang belum disentuh diseantero jagat ini, dan berita tentang pergerakan
pasukan Mongol sangat cepat menjalar menembus segala lapisan bangsa, didaratan
yang sama maupun seberang lautan.
Banyak bangsa-bangsa yang sudah pasrah tetapi
tidak sedikit pula diantara mereka yang mencoba mempersiapkan diri dengan
berbagai cara dan ide yang muncul untuk menghadapi keadaan ini sebagai rekasi
dari keberadaan pasukan Mongol yang suatu saat mereka akan berhadapan langsung
di medan perang.
Maka lahirlah ide-ide dan usaha-usaha besar
untuk mempersatukuan dari bangsa-bangsa yang kecil menjadi sebuah bangsa besar
dan bersiap diri mengantisifasi kondisi yang akan datang. Salah satunya adalah
di Asia bagian tenggara dengan kemunculan “nusantara” yang disatukan oleh
kerjaan besar Majapahit antara abad ke-13 dan ke-14.
Ada 3 kerjaan besar pada waktu itu di
nusantara yaitu kerjaan Melayu (Wangsa Mauli), kerajaan Sunda Galuh dan
kerajaan Kediri, kerajaan Kediri termasuk yang paling lemah karena sering
terjadi perang saudara antara Kediri dengan Jenggala. Sedang Kerajaan Melayu
dalam masa peralaihan dan pemulihan dari Kerajaan Sriwijaya yang melemah akibat
dijajah oleh kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Sunda Galuh sudah ratusan
tahun lamanya menjadi negeri yang damai, makmur dan kaya.
Raja-raja kerajaan Majapahit adalah keturunan
wangsa Rajasa yang dimulai oleh raja pertama dengan gelar Sri Rajasa
Amurwabhumi atau dalam kitab pararaton dikasih nama figuran untuk nama aslinya
yaitu Ken Arok, yang marak diingatan masyarakat tapi nama itu sama sekali tidak
bisa dikuatkan dengan bukti-bukti sejarah lainya, sama halnya dengan yang lain
seperti nama untuk Ken Dedes, Tunggul Ametung, Mpu Gandring dan lain-lain yang
tidak ada padanan nama pada bukti-bukti sejarah yang pernah diketemukan.
Munculah Wangsa Rajasa ditanah Jawa bagian
timur, dinasti kekuasan baru, selain dinasti-dinasti kekuasan terdahulu,
dimulai dari Sri Rajasa Sang Amurwabhumi (Ken Arok-versi kitab Pararaton)
sampai anak keturunannya Sri Rajasanegara (Hayam Wuruk - versi kitab Pararaton)
yang didampingi Mahapatih Gajah Mada adalah sebagai reaksi dan duplikatisasi
dari keberhasilan imperium Mongol, tentunya memakai cara-cara seperti yang
Jenghis Khan lakukan, sebagai sebuah model yang bisa dipertanggungjawabkan
nyata untuk keberhasilnya.
Bukti-bukti sejarah memberikan fakta, bahwa pada
tahun yang sama 1227 M saat meninggalnya Sri Rajasa Sang Amurwabhumi itu, sama
dengan tahun kematian dari Jenghis Khan, artinya bahwa masa muncul dan
berkembangnya imperium Mongol sama dengan muncul dan berkuasanya dinasti
raja-raja Wangsa Rajasa sebagai cikal bakal lahirnya kerajaan besar Majapahit.
Sri Rajasa Sang Amurwabhumi merebut kekuasaan Kediri yaitu tahun 1222 M, ini
tentunya juga terinspirasi oleh keberhasilan Jenghis Khan, terlebih ada celah
ketidakpuasan masyarakat pada kondisi itu terhadap kekuasaan resmi Kediri,
sehingga proses peralihan itu mendapat dukungan menyeluruh dari masyarakat.
Keganasan invasi tentara Mongol menjadi issu
yang paling hangat dan paling heboh serta menakutkan pada masa itu, issu
seperti ini wajar dan pasti menjadi berita yang paling sangat cepat menyebar
sehingga sampai ke negeri-negeri Asia bagian tenggara (kerajaan-kerajaan di
nusantara). Keberadaan pasukan tentara Mongol merupakan teror menakutkan bagi
bangsa-bangsa lain.
PETA WILAYAH KEKUASAAN TUMAPEL |
Kegiatan perdagangan manca negara sudah
berlangsung jauh pada permulaan abad sebelumnya, artinya segala informasi dunia
luar sudah masuk ke tataran tanah Jawa. Keberadaan kerajaan Tumapel sudah
menjadi catatan bagi para pelancong atau saudagar dari Cina masa dinasti Yuan
dengan catatan mereka menebutan nama Tu-ma-pen untuk kerajaan Tumapel.
Melihat kondisi ini dan issu yang menyebar,
pengetahuan tentang seluk beluk bahkan kehidupan pribadinya, metoda dan cara
seperti apa Genghis Khan mempersatukan daratan Mongol, maka munculah Sri Rajasa
sebagai pelopor pemersatu Kediri dan Jenggala, dengan cara melakukan kudeta
yang berhasil dan nama kerajaan diubah menjadi Singhasari pada masa keturunan
selanjutnya yaitu masa pemerintahan Sri Kertanegara yang ditandai dengan
kepindahan ibukota ke kota praja yang bernama Singhosari (nama resmi dalam
kitab kertagama tetap kerajaan Tumapel).
Dalam prakteknya dari perintisan karir, Sri
Rajasa menerapkan sistem dan pola yang dipakai Genghis khan, karena pola ketatanegaraan
dan militer yang sudah teruji berhasil, ide kedepanya sama untuk mempersatukan
nusantara, tapi dalam perjalannya Sri Rajasa berumur pendek (1227 M,
meninggal), dengan kematian yang belum ada penjelasan sejarahnya semenjak
peralihan dari Kediri tahun 1222 M, yang bisa dipertanggungjawabkan kebenaran
sejarahnya, ketiga anaknya pun berumur pendek termasuk 1 cucunya. Asumsinya
adalah mungkin selepas pengambilalihan kekuasaan terhadap Kediri, masih terjadi
pergolakan politik panjang dan merekalah bagian dari sekian korbannya, diakhiri
pada jaman keemasan raja Kertanegara dengan lama kekuasaan sekitar 50 tahun,
dengan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
PETA WILAYAH KEKUASAAN SINGHASARI |
Sri Kertanegara, raja Singhasari selanjutnya
mencoba meneruskan cita-cita kakek buyutnya Sri Rajasa Sang Amurwabhumi dan
berhasil meluaskan wilayah kekuasanya. Sri Kertanegara dalam penghujung
kekuasanya dihianati oleh salah seorang keluarganya, menantunya dan
berlanjutlah masa kekuasaan Wangsa Rajasa dengan munculnya komplik intern dalam
negeri.
Pada masa Kertanegara inilah telah terjadi
penolakan dan pengusiran utusan Mongol, yang artinya itu merupakan sikap dan
bersedia untuk menyatakan dan sekaligus menantang perang pasukan tentara
kekasiaran Mongol yang termasyur itu. Masa selanjutnya didasarkan sikap
itu.
Pada masa konflik itu, terjadi kudeta berdarah
yang disebutkan diatas oleh salah seorang menantunya yang bernama Jayakatwang.
Tapi kekuasaanya tidak berlangsung lama setelah mengalami kekalahan akibat
diserbu oleh pasukan kekaisaran Mongol, inilah bukti bahwa kekaisaran Mongol
mempunyai niat menguasai kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Nusantara,
Singosari-lah yang menjadi target pertamanya. Singosari pada masa kekuasaan Sri
Kertanegara merupakan kerajaan terbesar di nusantara pada waktu itu, karena
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan melakukan ekspedisi yang
terkenal dengan sebuat "ekspedisi pamalayu".
Pasukan Mongol berhasil diusir kembali, dengan
kemunculan seorang raja pendiri kerajaan Majapahit sekaligus raja pertamanya
(kerajaan Wilwatika - versi kitab Negarakertagama), yang memerintah pada tahun 1293-1309,
bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana, atau lengkapnya Nararya Sanggramawijaya
Sri Maharaja Kertajasa Jayawardhana alias Raden Wijaya yang berhasil merebut
Singhosari dari pasukan Mongol.
Setelah beberapa generasi semenjak Prabu
Kertarajasa Jayawardana, muncullah masa keemasan kerajaan Majapahit terjadi
ketika Mahapatih Gajah Mada sebagai pendamping kuat Sri Rajasanegara alias
Hayam Wuruk raja muda kerajaan Majapahit (Hayam Wuruk adalah nama yang
diberikan dalam kitab Pararaton untuk tokoh sekaligus raja Majapahit Sri
Rajasanegara).
PETA WILAYAH KEKUASAAN MAJAPAHIT |
Visi kenegaraan yang bercita-cita melanjutkan
persatuan seluruh nusantara dari Sri Rajasa inilah yg mereka teruskan, selain
Sri Kertanegara yang sudah melakukan ekspansi sebelumnya, kerajaan Majapahit
pun sebagai kerajaan terakhir dengan rajanya Sri Rajasanegara (Hayam
Wuruk) yang didampingi tokoh kerajaan yang mumpuni Sang Mahapatih Gajah Mada
dengan melakuan misi yang sama seperti para pendahulunya.
Dengan demikian dinasti Wangsa Rajasa mencapai
kesuksesan gemilang, tercatat dalam sejarah bahwa nusantara bisa dipersatukan
seutuhnya pada masa kerajaan Majapahit yang diperintah oleh Sri Rajasanegara.
Selingan, mungkin diantara berbagai pihak, sudah
pernah mencoba mencari tahu tentang dimana dan kapan Mahapatih Gajah Mada
wafat, dimana juga kuburannya? Banyak tempat yang mengaku-ngaku bahwa Mahapatih
Gajah Mada meninggal ditempat inilah, itulah, atau bahkan ada yang berfantasi
bahwa Mahapatih Gajah Mada telah moksa (hilang, tilam), tapi coba kalau
diperhatikan dengan seksama dari sejarah Jenghis Khan, ada satu kesamaan
diantara meraka yaitu kuburan meraka tidak pernah teridentifikasi oleh siapapun
sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik