TEORI PEMBENTUKAN
NUSANTARA
Pemerintahan Jenghis Khan
Kekuasaan Mongol diwariskan kepada putra
ketiganya, Ogadai Khan. Alasan Jenghis Khan menunjuk putra
ketiganya untuk meneruskan tahta warisnya, disebabkan oleh keahlian yang
dimiliki Ogadai Khan dalam bernegoisasi, memimpin negara dan sifatnya yang
tidak sombong (tidak seperti kedua kakaknya yang sering berselisih satu sama
lain).
Itulah sisi kepastian hukum dan keadilan yang
dicontohkan Jenghis Khan, semua jabatan baik itu pimpinan pasukan bahkan
jabatan kaisarnya pun didasarkan pada kepantasan dan kelayakan untuk memegang
jabatanya itu, sesuatu yang baru dalam dunia peradaban manusia dan dinasty
kekaisaran atau kerajaan yang tidak seperti lazimnya keadaan yang berlaku
biasanya
Biasanya putera makhota dipilih dari usianya
yang paling tua, tapi tidak untuk Jenghis Khan. Yang memegang Jabatan kaisar
monggol adalah anaknya yang paling pantasa dan layak memegang jabatan itu, ini
artinya pemimpin besar seprti Jenghis Khan sudah memikirkan regenerasi bagi
penerusnya dan itulah memang tanda-tanda dari seorang pemimpin besar,
dicontohkan oleh Jenghis Khan Sang Penakluk.
Dalam sistem kenegaraan, Jenghis Khan
memberlakukan hukum persamaan hak bagi setiap warganya dan adalah perubahan
dasar yang dilakukan Jenghis Khan dari kebisaan kaumnya memperbudak manusia.
Setiap orang dihargai karena peran dan usahanya, makanya banyak pengikut awal
dari pasukan Mongol adalah mereka dari basis masyarakat biasa, dan para budak
yang dirubah setatusnya, walau pada awalnya mendapat tentangan dari kaum
bangsawan Mongol pada saat itu. Tapi Jenghis Khan tetap pada kebenaran
prinsipnya yang dia canangkan, dan para bangsawan pun harus patuh, para
bangsawan pun tidak luput dari hukuman mati seandainya mereka melakukan
kesalahan fatal dan atu terutama penghianatan.
Aturan dan hukum yang dibuat Jenghis Khan itu
dilaksanakan dan dilakukan secara pasti walaupun itu pada saat-saat tertentu
berhadapan dengan kepentingan pribadi atau keluarganya. Aturan atau hukum yang
diberlakukan pada masa-masa ke Kaisaran Mongol sedikit lebih ekstim daripada
yang biasanya, misal jika seseorang melakukan kesaksian yang apabila dibuktikan
bohong hukumannya adalah penggal kepala alias hukuman mati.
Sehingga ada cerita bahwa orang Mongol adalah
orang-orang yang paling tidak bisa untuk berbohong, mungkin karena terbisa
dengan aturan itu pada awal mulanya, banyak lagi aturan-aturan dan
hukuman-hukuman yang berakhir pada kematian untuk pelanggaran-pelanggaran
hukum, ini sesuatu yang tidak biasanya dalam aturan-aturan dan hukum-hukum
dibelahan dunia mana pun dimasa itu.
Salah satu contoh keadilan lainya adalah Jenghis
Khan dalam hal praktek pembagian hasil rampasan perang, Jenghis Khan hanya
mengambil 10 % dari total yang didapat itupun masih sebahagian besar masuk
kedalam pendapatan kas kekaisaran, 90 % dibagikan kepada para pelaku peperangan
itu sesuai dengan jabatan dan peran aktifnya di setiap operasi milter yang
sedang dilangsungkan.
Itulah mengapa Jenghis Khan menjadi seorang
pemimpin besar yang dicintai dan diagung-agungkan bangsanya, bahwa Jenghis Khan
membawa perubahan yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran bagi
bangsanya, dan pihak mana pun atau bangsa mana pun merasa aman jika melakukan
kegiatan katif baik itu dalam perdagangan atau investasi karena dijamin
kepastian hukumnya. Para pedagan dijalur sutra pada masa-masa kekaisaran Mongol
tambah ramai dan semakin diminati karena mereka dijamin keamanannya selama
mereka memberikan kontribusi aktif bagi ke kaisaran.
Jenghis Khan berhasil membentuk imparium
kekaisaran Mongol tidaklah terbentuk begitu saja atau karena sudah ada
sebelumnya, ini murni dari nol besar, dan ini adalah hasil usaha yang luar
biasa, penuh dengan kerja keras serta kebulatan tekad didasari oleh visi dan
misi kenegarawanan dan prinsip hidup yang kokoh serta konsisten.
Jenghis Khan berhasil membentuk pasukan besar
yang hampir 100% tidak terkalahkan oleh pasukan bangsa manapun karena
menerapkan tingkat disiplin militer yang tinggi, terlatih dan terdidik
sempurna, organisasi militer yang rapi, terisi dengan semangat juang
berdasarkan ideologi kebangsaan luar biasa, rekrutmen para panglima perang
dibawahnya yang mempunyai kualitas dan loyalitas yang unggul, serta kecerdasan
strategi yang diterapkan berdasarkan kajian ilmu dan pengalaman hidup yang luas
serta tehnologi perlengkapan perang yang terkini dan selalu dievaluasi terus
menerus, diperbaiki secara dinamis yang harus bisa mengatasi berbagai keadaan
dan situasi medan peperangan.
Dalam urusan kenegaraan Jenghis Khan menerapkan
hukum pasti yang tidak pandang bulu, dekat sekaligus dihormati yang menjurus ke
kepatuhan dan kesetiaan total yang menyeluruh dari rakyatnya karena pola hidup
yang sederhana dan keteladan dari semua aturan hukum yang dikeluarkannya.
Pakaian perang Jenghis khan sama atau tidak jauh
beda dengan pakaian umum para prajurit perang dibawahnya, selama hidupnya
selalu tinggal di tenda-tenda (yurt) seperti kebiasaan golongan
bangsanya sendiri, walau pun saat dia sudah diangkat dan menjabat sebagai
kaisar besar pemimpin sebuah imparium terbesar dunia mengalahkan imparium besar
dunia sebelumnya terlihat dari luas wilayah yang berhasil dikuasainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik