Selasa, 27 Maret 2012

TEORI PEMBENTUKAN NUSANTARA 4

TEORI PEMBENTUKAN NUSANTARA
Pemerintahan Jenghis Khan
Kekuasaan Mongol diwariskan kepada putra ketiganya, Ogadai Khan. Alasan Jenghis Khan menunjuk putra ketiganya untuk meneruskan tahta warisnya, disebabkan oleh keahlian yang dimiliki Ogadai Khan dalam bernegoisasi, memimpin negara dan sifatnya yang tidak sombong (tidak seperti kedua kakaknya yang sering berselisih satu sama lain).
Itulah sisi kepastian hukum dan keadilan yang dicontohkan Jenghis Khan, semua jabatan baik itu pimpinan pasukan bahkan jabatan kaisarnya pun didasarkan pada kepantasan dan kelayakan untuk memegang jabatanya itu, sesuatu yang baru dalam dunia peradaban manusia dan dinasty kekaisaran atau kerajaan yang tidak seperti lazimnya keadaan yang berlaku biasanya
Biasanya putera makhota dipilih dari usianya yang paling tua, tapi tidak untuk Jenghis Khan. Yang memegang Jabatan kaisar monggol adalah anaknya yang paling pantasa dan layak memegang jabatan itu, ini artinya pemimpin besar seprti Jenghis Khan sudah memikirkan regenerasi bagi penerusnya dan itulah memang tanda-tanda dari seorang pemimpin besar, dicontohkan oleh Jenghis Khan Sang Penakluk.
Dalam sistem kenegaraan, Jenghis Khan memberlakukan hukum persamaan hak bagi setiap warganya dan adalah perubahan dasar yang dilakukan Jenghis Khan dari kebisaan kaumnya memperbudak manusia. Setiap orang dihargai karena peran dan usahanya, makanya banyak pengikut awal dari pasukan Mongol adalah mereka dari basis masyarakat biasa, dan para budak yang dirubah setatusnya, walau pada awalnya mendapat tentangan dari kaum bangsawan Mongol pada saat itu. Tapi Jenghis Khan tetap pada kebenaran prinsipnya yang dia canangkan, dan para bangsawan pun harus patuh, para bangsawan pun tidak luput dari hukuman mati seandainya mereka melakukan kesalahan fatal dan atu terutama penghianatan.
Aturan dan hukum yang dibuat Jenghis Khan itu dilaksanakan dan dilakukan secara pasti walaupun itu pada saat-saat tertentu berhadapan dengan kepentingan pribadi atau keluarganya. Aturan atau hukum yang diberlakukan pada masa-masa ke Kaisaran Mongol sedikit lebih ekstim daripada yang biasanya, misal jika seseorang melakukan kesaksian yang apabila dibuktikan bohong hukumannya adalah penggal kepala alias hukuman mati.
Sehingga ada cerita bahwa orang Mongol adalah orang-orang yang paling tidak bisa untuk berbohong, mungkin karena terbisa dengan aturan itu pada awal mulanya, banyak lagi aturan-aturan dan hukuman-hukuman yang berakhir pada kematian untuk pelanggaran-pelanggaran hukum, ini sesuatu yang tidak biasanya dalam aturan-aturan dan hukum-hukum dibelahan dunia mana pun dimasa itu.
Salah satu contoh keadilan lainya adalah Jenghis Khan dalam hal praktek pembagian hasil rampasan perang, Jenghis Khan hanya mengambil 10 % dari total yang didapat itupun masih sebahagian besar masuk kedalam pendapatan kas kekaisaran, 90 % dibagikan kepada para pelaku peperangan itu sesuai dengan jabatan dan peran aktifnya di setiap operasi milter yang sedang dilangsungkan.

Itulah mengapa Jenghis Khan menjadi seorang pemimpin besar yang dicintai dan diagung-agungkan bangsanya, bahwa Jenghis Khan membawa perubahan yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsanya, dan pihak mana pun atau bangsa mana pun merasa aman jika melakukan kegiatan katif baik itu dalam perdagangan atau investasi karena dijamin kepastian hukumnya. Para pedagan dijalur sutra pada masa-masa kekaisaran Mongol tambah ramai dan semakin diminati karena mereka dijamin keamanannya selama mereka memberikan kontribusi aktif bagi ke kaisaran.
Jenghis Khan berhasil membentuk imparium kekaisaran Mongol tidaklah terbentuk begitu saja atau karena sudah ada sebelumnya, ini murni dari nol besar, dan ini adalah hasil usaha yang luar biasa, penuh dengan kerja keras serta kebulatan tekad didasari oleh visi dan misi kenegarawanan dan prinsip hidup yang kokoh serta konsisten.
Jenghis Khan berhasil membentuk pasukan besar yang hampir 100% tidak terkalahkan oleh pasukan bangsa manapun karena menerapkan tingkat disiplin militer yang tinggi, terlatih dan terdidik sempurna, organisasi militer yang rapi, terisi dengan semangat juang berdasarkan ideologi kebangsaan luar biasa, rekrutmen para panglima perang dibawahnya yang mempunyai kualitas dan loyalitas yang unggul, serta kecerdasan strategi yang diterapkan berdasarkan kajian ilmu dan pengalaman hidup yang luas serta tehnologi perlengkapan perang yang terkini dan selalu dievaluasi terus menerus, diperbaiki secara dinamis yang harus bisa mengatasi berbagai keadaan dan situasi medan peperangan.

Dalam urusan kenegaraan Jenghis Khan menerapkan hukum pasti yang tidak pandang bulu, dekat sekaligus dihormati yang menjurus ke kepatuhan dan kesetiaan total yang menyeluruh dari rakyatnya karena pola hidup yang sederhana dan keteladan dari semua aturan hukum yang dikeluarkannya.
Pakaian perang Jenghis khan sama atau tidak jauh beda dengan pakaian umum para prajurit perang dibawahnya, selama hidupnya selalu tinggal di tenda-tenda (yurt) seperti kebiasaan golongan bangsanya sendiri, walau pun saat dia sudah diangkat dan menjabat sebagai kaisar besar pemimpin sebuah imparium terbesar dunia mengalahkan imparium besar dunia sebelumnya terlihat dari luas wilayah yang berhasil dikuasainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.