Selasa, 27 Maret 2012

DUSTA SEJARAH 4

DUSTA SEJARAH KISAH KEN AROK, PERANG BUBAT & SUMPAH PALAPA
Analisa Data Statistik
Dari statistik yang coba dikumpulkan, berdasarkan nama-nama orang atau para pelaku dalam Kitab Pararaton, terlihat hampir 85% nama-nama dalam nuansa yang biasa dalam pelafalan dan keseharian orang-orang Sunda, dari jumlah nama yang ada. Sekitar 55% nama-nama dalam nuansa yang biasa dalam pelafalan dan keseharian orang-orang jawa. Maka, ada selisih 30% adalah ada nama-nama yang biasa dipakai oleh kedua suku bangsa itu.
Berdasarkan data ini, dicoba untuk disimpulkan bahwa yang membuat kitab Pararaton adalah mereka yang kental sekali atau paham/fasih berbahasa Sunda. Dilihat dari daftar jumlah para pelaku yang terlibat dalam kitab Pararaton sungguh fantastis, terlihat dengan jumlah total lebih dari 200 nama, dengan nama-nama berbeda, walau pun dalam kitab Pararaton sendiri sering mengambil nama alias, artinnya 1 orang bisa mendapat nama 2 atau lebih nama, atau  bisa juga 1 orang hanya mewaliki 1 nama.
Statistik ini memberikan ukuran jumlah nama, bukan jumlah orang, untuk sebuah buku yang hanya berjumlah 35-an lembar dengan format tulisan misal Tahoma dan skala font 11, sungguh fantastis bisa menghasilkan lebih dari 200 nama, sementara isi dari kitab pararaton sendiri bersifat semi fiksi, artinya si pengarang akan ada kesulitan besar dalam membuat dan menyesuaikan nama-nama tersebut sesuai urutan waktu kejadian dan tempat, dan diyakini akan muncul deviasi atau penyimpangan dari pemilihan-pemilihan nama-nama itu.
Penyimpangan-penyimpangan nama itu adalah keuntungan untuk para penganalisa, soalnya kecendrungan nama yang diberikan akan sangat terpengaruh oleh latarbelakang si pengarang atau pembuat, keuntungannya itu yaitu untuk menganalisa identitasnya walaupun hanya secara garis besar.
Dilihat dari nama-nama yang muncul dan hasil prosentase yang coba dilakukan, terlihat nama-nama dalam nuansa Sunda yang paling dominan, seperti yang tadi disampaikan, bahwa si pembuat adalah mereka yang paham dan terbiasa dengan nama-nama keseharian dari orang Sunda.
Dalam hal ini bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa ini rekayasa dari orang-orang suku Sunda, tapi bisa jadi oknum, yang mungkin dari para sastrawan Sunda atau pihak lain yang sangat paham tentang adat dan kebiasaan dari orang Sunda.
Satu hal lagi, ada beberapa nama yang ditemukan yang biasanya nama-nama itu terdapat dalam kehidupan masa kini suku Sunda (red, penulis asli Sunda juga), seperti : Cucu, Kebayan, Tita, Tati, dan Macan Kuping. Paling tidak nama-nama itu, nama-nama yang diperkirakan muncul dan biasa tersebar pada kisaran abad sekarang ini atau satu abad sebelumnya paling tidak.
Apakah ini salah penerjemahan atau memang begitu adanya. Kalau memang begitu adanya berarti kitab ini belum lama diciptakan atau dibuat, masih dalam kisaran 1 sampai dengan 2 abad sebelumnya atau sekitar abad 19 dan abad 20.

1 komentar:

  1. penulis bener pisan,,,, pararaton di tulis sperti yg sudah hapal, tau kejadian detil tiap orang nya.. aneh,, klu jamaan sekrang komik lah.

    BalasHapus

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.