Jumat, 04 Mei 2012

NAGARAKERTAGAMA, ATLANTIS DAN EDEN 4

NAGARAKERTAGAMA, ATLANTIS DAN EDEN


V. Akhir Dan Kesimpulan

Teks naskah Nagarakertagama memberikan petunjuk tentang adanya peristiwa geologi dimasa lampau, abad awal masehi. Buku Atlantis dan Buku Eden yang disebutkan diawal memakai dasar pemberitaan “Pustaka Raja Purwa” dan teori “a Super Colossal Eruption” dari gunung Krakatau untuk dibuat terori dasar tentang Surga Atlantis yang tenggelam pada era akhir jaman es mencair 11.600 SM, padahal jelas-jelas Pustaka Raja Purwa mengatakan tahun 416 M untuk kejadian peristiwa vulkanik Gunung Krakatau, tentang teori a Super Colossal Eruption”, bisa jadi memang terjadi tahap vulkanik tahap pertama, dan tahap kedua diprediksi pada abad ke-6 Masehi, karena terbukti bahwa Gunung Krakatau adalah gunung yang hidup dan peristiwa tahun 1883 memberikan kesaksian nyata bahwa Gunung Krakatau adalah sumber malapetaka, bencana dahsyat.

Tafsiran tahun dari teks naskah nagarakertagama memang kalau dibandingkan dengan bahasan peristiwa geologi terkini untuk awal abad ke-6 tidaklah sesuai, ini bisa dimaklumi karena dalam teks itu sendiri dijelaskan bahwa berita tersebut “konon” yang berarti berita yang tidak dengan keyakinan pasti. Tapi istilah tafsiran yang menyatakan “lautan menantang bumi” ini bisa dirasionalkan bahwa dengan terjadinya ledakan Krakatau itu terjadi perubahan geografis wilayah-wilayah nusantara dengan terjadinya peningkatan tinggi permukaan air laut, wajar kalau pun hitungan tahun saka 124 atau 202 M dari teks nasakah nagarakertagama menurut metoda candra sengkala itu diabaikan. Error atau deviasi atau penyimpangan seperti ini bisa dilihat juga dengan data yang diberikan Pustaka Raja Purwa yang mengatakan peristiwa itu terjadi tahun 416 M. Atau kalau seandainya boleh lepas dari aturan candra sengkala dikarenakan kesusahan untuk membalikan pernyataan "lautan menantang bumi", dengan kaidah pembacaan diabaikan itu tentunya akan lebih mendekati, yaitu asumsi kisaran tahun saka 421 atau 499 M, tentunya lebih sejalan dan mendekati dengan waktu kejadian yang diperkirakan tersebut.

Hipotesa tentang a Super Colossal Eruption” dari Krakatau pada kisaran tahun 535-540 M dan ditambah dengan peristiwa vulkanik tahun 1883 menurut ahli geologi Indonesia, Awang Satyana, hipotesa ini bisa jadi penyebab hilangnya peradaban awal abad masehi di nusantara tercinta ini termasuk catatan-catatan dan bukti-bukti sejarah didalamnya. Catatan sejarah yang menjadi penyelamat tentang sejarah sebelumnya adalah bukti prasasti Ciaruteun yang dibuat tahun 536 M, dan perlu diperhatikan bahwa tahun tersebut adalah satu tahun setelah hipotesa kejadian a Super Colossal Eruption” dari Krakatau 535 M, dengan catatan jika hal itu benar.

Tentunya akan terjadi eksodus besar-besaran masyarakat dari wilayah tatar Sunda, efek traumatis secara psikologis untuk menjauh dari sumber bencana besar yang telah terjadi, arah yang mungkinkan adalah kearah pulau Jawa bagian Timur, hal ini mungkin bisa dilogikakan terus dengan bukti kemunculan kerajaan baru di Jepara, Jawa tengah yaitu Kalingga kisaran abad 6 atau 7 M sesuai dengan catatan sejarah, salah satu yang terkenal sebagai peminpin pemerintahanya yaitu dengan munculnya ratu legendari Shima, dengan cerita keadilan dalam kehidupan bernegaranya sungguh mengagumkan.

Alasan ketatanegaraan yang mengagumkan itu menurut penulis, oleh karena seusai bencana biasanya terjadi kepanikan setiap masyarakat untuk mempertahankan hidup, sehingga akan timbul prilaku kriminal, penjarahan, kompliksosial dan lain sebagainya, untuk itu diperlukan hukum yang pasti, disertai ketegasan yang absolut, dan ini dibuktikan dengan adanya peristiwa dipotongnya tangan anak Ratu Sima yang melanggar ketentuan perundangan yang sudah diberlakukan tentang pencurian atau mengambil hak orang lain. Didaerah Jawa Bagian tengah dan timur sendiri catatan sejarah dimulai abad ke-7 dengan diawali oleh kerajaan Kalingga tersebut, sedangkan di Tatar Sunda catatan sejarah dimulai setelah abad ke-7 juga, disini penulis lebih mendasarkan keterangan terhadap bukti fisik yaitu prasasti. Tentang catatan prasasti tertua di Nusantara diantaranya:
  1. Prasati Kawi, tertanda tahun 584 M yang dikirim Raffles ke  Bengal di tahun 1813,”for the Earl of Minto. Memorial stone praising the kingdom of Srivijaya, describing the veneration of statues and religious attitudes.”Raffles, 2, p. cxxvii-viii, yang menjadi aneh mengapa prasasti ini ditemukan di dekat kota Surabaya. Prasasti ini merupakan tanda memperingati keagungan kerajaan Sriwijaya, artinya Kerajaan Sriwijaya sudah lama berkembang dan boleh dikatakan semasa dengan kerajaan tua lainya di nusantara seperti halnya Tarumanagara dan Kutai.
  2. Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (residen Palembang kontemporer) pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang, dan dikenal sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50cm × 80 cm. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam aksara Pallawa, berbahasa Melayu Kuna, dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam Acta Orientalia. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, dengan nomor D.145.
  3. Prasasti Karang Brahi adalah sebuah prasasti dari zaman kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang Merangin. Prasasti ini terletak pada Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi. Prasasti ini tidak berangka tahun, namun teridentifikasi menggunakan aksara Pallawa dan bahasanya Melayu Kuna. Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat. Kutukan pada isi prasasti ini mirip dengan yang terdapat pada Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu.
Sebagai catatan, sumber berita dari  Arab tentang nusantara dimulai abad ke-9 oleh Ibn Khurdadhbih kisah kisaran 850 M, Abu Zaid kisah kisaran 916 M dan Mas'udi kisah kisaran 956 M, Catatan lainya mengenai kerajaan Kalingga, dapat dilihat dari prasasti Canggal, atau disebut juga prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya dan prasasti Tukmas. Kalingga disebut Ho-Ling dalam berita catatan China pada masa dinasti Tang (618 M - 906 M), dan catatan I-Tsing kisaran berita tahun 664-665 M. Silakan baca kelengkapan tentang kerajaan Kalingga di wikipedia online.

Hal yang mungkin bisa dijadikan diperbadingkan pula sebagai catatan sejarah tentang kisah burung Ababil yang sudah sangat melegenda dalam ummat Islam. Terutama masyarakat Arab yang tinggal tak jauh dari Baitullah Ka’bah Al Mukarramah. Cerita tentang burung Ababil merupakan cerita dahsyat yang selama ini menghiasi keberadaan Ka’bah dimana pada masa lalu sebelum Rasulullah Muhammad SAW terlahir maka Ka’bah mendapat ancaman dari raja Abrahah yang ingin menghancurkannya. Kelahiran Rasulullah Muhammad SAW tercatat 571 M atau selisih 36 tahun dengan hipotesa “a Super Colossal Eruption” gunung Krakatau 535 M, dan tahun kelahirannya disebut Tahun Gajah. Silakan pembaca untuk menafsirkan peristiwa tersebut.

Peristiwa geologi yang termasuk katagori terdasyat seperti a Super Colossal Eruption” Krakatau, tentunya selain melenyapkan peradaban ditempat sekitar lokasi peristiwa juga akan sangat mungkin melenyapkan catatan-catatan dan bukti-bukti sejarah fisik sebagai bukti primer kalau berbicara sejarah masa lampau, mengingat konon katanya ketebalan lapisan akibat timbunan abu vulkanik dan material lainnya minimal bisa mencapai 80 m.

Mari perhatikan nama-nama gelaran raja-raja sesudah abad ke-6 masehi yang beredar di tatar Sunda seperti Suryawarman, Candrawarman, dan raja-raja lainya yang sebagiannya terdapat kata lingga, seperti Lingga Buana. Candra artinya bulan, surya artinya matahari dan lingga mempunyai arti sumbat, nama-nama ini bisa jadi personifikasi dengan kejadian alam sebelumnya, lingga buana bisa mengandung arti penyumbat bumi, dalam buku Atlantis ini ditunjukan untuk gunung Krakatau. yang merupakan penghalang untuk batas laut Jawa dan lautan Hindia, yang berada diselat Sunda.  

Kalau hanya berdasarkan bukti fisik dan lain sebagainya sebagai bukti catatan sejarah, tentunya awal abad masehi atau pun sebelumnya di nusantara ini akan tetap jadi misteri, hanya Tuhan-lah yang tahu tentang peristiwa kehidupan pada masa itu. Sekali lagi kita harus berterima kasih terhadap catatan sejarah prasasti yang ditemukan di abad ke-6 Masehi mengenai data sejarah tentang telah berdirinya kerajaan atau peradaban yang cemerlang dikisaran abad ke-4 dengan keberadaan Kerajaan Tarumanagara dengan rajanya Purnawarman, bukti peradaan tinggi pada saat itu adalah dengan pernyataan bahwa tehnologi baju besi beliau tidak akan bisa ditembus oleh panah. Walaupun prasasti Kutai meninggalkan catatan sejarah dengan bukti arkeolog berupa prasti tersebut yang memberikan keterangan tentang Raja Mulawarman, kemudian Asyawarman dan Kudungga, tapi kelanjutanya kerajaan tersebut masih menjadi misteri, bahkan nama Kerajaan Kutai juga bukan kerajaan yang diterangkan oleh prasasti tersebut, karena memang tidak terdapat nama kerajaan Kutai di prasasti itu.

Ukiran kepala gajah bermahkota teratai diprasasti yang ditemukan di Bogor tentang raja Purnawarman yang oleh para ahli diduga sebagai "huruf ikal" yang masih belum terpecahkan bacaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukiran sepasang tanda di depan telapak kaki ada yang menduganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembar atau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan). Menurut penulis adalah lambang atau simbol yang menunjukan telah terjadi peristiwa masa gelapnya bumi, ketika matahari dan bulan berada dalam satu posisi tentunya peristiwa alam yang terjadi adalah gerhana Matahari dengan efek bahwa cahaya tidak bisa diterima dibumi, kondisi menjadi gelap, dan itu sejalan dengan efek hipotesa dari peristiwa maha dasyat vulkanik gunung Krakatau 535 M, Bishop Siria, John dari Efesus bahkan dijelaskan masa kegelapan itu berlangsung selama 18 bulan sehingga suhu bumi berkisar di 10 derajat celsius dan efek lainnya ditandai dengan kemunduran peradaban diberbagai belahan bumi, sekaligus berkurangnya populasi manusia secara dramatis pada masa itu.

Demikian yang bisa penulis sampaikan, bukan berarti penulis tidak menghargai usaha yang telah ada mengumpulkan bukti-bukti dan hipotesa sejarah tentang masa awal abad masehi di nusantara tercinta ini, tapi ini hanyalah pendapat dari sisi lainya. Semoga pembaca yang budiman berkenan memberikan masukan terhadap penulis kalau ada bahan yang berkenaan dengan artikel ini.


Salam Damai Negeriku, Salam Sejahtera Nusantaraku.
Wassalam

Penulis
Referensi :
  1. Wikipedia online.
  2.  Prof Arsyio, "Atlantis, The Lost Continent Finally Found", penerbit Ufuk.
  3. Stephen Oppenheimer, "Eden in The East", penerbit Ufuk.
  4. Hugh Tredennick and Harload Tarrant, "Plato, Hari-hari Terakhir Socrates", penerbit PT Elex Media Komputindo.
  5. http://geologi.iagi.or.id/ 
  6. Indonesia - Nusantara - Dwipantara












6 komentar:

  1. Panjang skali pak..izin bookmark dulu ah.. ^^ -andri

    BalasHapus
  2. Keren. Indonesia jaya di sebelum masehi. Mesias belum lahir

    BalasHapus
  3. Catatan Sejarah Tertulis saya kira ada.... da di belanda dan ada di Universitas Michigan USA.... Coba sejarawan Indonesia meminta kembali Catatan/Teks2 Kuno yang ada di luar Negri.... wong bahasa Kromo Inggil 6-9 itu ada... Bahkan sekarang kita tidak tau (orang jawa) bahasa Krama Inggilnya 6-9.... ada kok di Luar Negri.... Kita aja yang Sengaja Dilupakan oleh Keadaan... (dibuat Lupa) sehingga kayak orang Bloon yang tidak tau Sejarah...

    BalasHapus
  4. Tantrіc Massage Tоmato16 oz. few apρliсations аnԁ the magnеtіc taρе keeps
    opеrativе fοг 24 houгs a daу, whereaѕ the manual techniqueѕ еnd lateг on the
    treatment. Stаnd fоllowing Get thе clams Manufacturіng buѕinеss
    that makeѕ it еаsуgoіng tο
    bаkе like a prо anԁ reallу bring ԁωеlling the
    baκery.

    Feel fгee to ѕurf tο my page sensual massage london

    BalasHapus
  5. Ulasan sejarahnya sangat menarik, ini yang membuat saya betah untuk mengunjungi blog ini. ditunggu perkembangan-perkembangan selanjutnya.

    BalasHapus

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.