Selasa, 27 Maret 2012

POLA HUBUNGAN MAJAPAHIT & SUNDA 5

POLA HUBUNGAN KERAJAAN MAJAPAHIT & SUNDA
Pengumpulan Data Sumber-sumber Tentang Yawana
Supaya penyidikan lebih menyeluruh, maka penyidikan terus dilanjutkan dengan mempelajari tentang informasi yang sebanyak-banyak mengenai kerajaan Sunda, mulai dari latar belakang, asal usul, atau pun informasi apa saja yang sekiranya bisa dijadikan sumber data pendukung, untuk melanjutkan proses investigasi atau proses penyidikan lebih lanjut.
Terdapat beberapa sumber yang mengatakan bahwa kerajaan-kerajaan di nusantara, asal mulanya dimulai dari pembentukan kerajaan pertama di Sunda, ditandai dengan ditemukannya bukti sejarah prasasti bahwa salah satu kerajaan tertua di nusantara khususnya dipulau jawa adalah Tarumanegara dan posisinya di Jawa barat kisaran 300-700 M. Setelah beberapa generasi kemudian berubah menjadi nama kerajaan Sunda. Lebih jauh dari itu, pada permulaan abad disebutkan oleh kitab Wangsakerta bahwa kerajaan Tarumanegara adalah kelanjutan dari kerajaan Salakanagara.
Penulis mendapatkan beberapa sumber diantaranya mengenai asal usul kerajaan Sunda dan asal usul nenek moyang masyarakat suku Sunda pada mulanya, diantaranya diperoleh keterangan dari beberapa sumber, sebagai berikut:
Keterangan sumber pertama, sebagai berikut:
Sumber diperoleh dari situs atau web kerajaan-sunda.blogspot.com. Blog karya Esa Nugraha Putra, dengan judul: Kerajaan Sunda “Mengenal Karuhun Urang Sunda” dan diperoleh petikan dalam bahasanya sebagai berikut: 
"Dari mana asal muasal berdirinya Kerajaan Sunda ? Mungkin diawali dengan gelombang migrasi penduduk dari Negeri Yawana, India, ke Nusantara pada tahun 6000 SM. Alasan migrasi? Sama seperti menjawab alasan bangsa modern Eropa bermigrasi ke Amerika dan Australia. Sama seperti nenek moyang manusia, Adam melepaskan kenyamanan surga dan bermigrasi ke bumi. Sepanjang sejarah hidupnya, manusia merindukan travelling.”
Informasi yang didapat yaitu mulai munculnya nama negeri Yawana dari wilayah India, disiratkan pula bahwa merekalah yang menjadi nenek moyang masyarakat nusantara. Tapi pernyataan ini masih bersifat umum tentunya.
Keterangan sumber kedua sebagai berikut:
Sumber: akibalangantrang.blogspot.com GUNUNG SEPUH . [ aKi Balangantrang - Rakean & Corp ]. Disarikan oleh : Agus Setiya Permana, dari : berbagai sumber, judul "Muasal Aki Tirem".
Sumber yang lainya dengan petikan yang identik dari: AKI TIREM: Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Tertua di Jawa (oleh: M. Yusuf), dimuat di Majalah Misteri edisi 513  20 Mei – 04 Juni 2011. Sebagian petikan bahasannya sebagai berikut :
“Kemasygulan masyakarat terhadap tokoh Aki Tirem menyebabkan bertambah gelar-gelar yang ia terima. Nama Angling Dharma misalnya, hemat saya lebih tepat jika dilarapkan kepada Dewawarman, mengingat Prabu Angling Dharma dalam ceritanya digambarkan sebagai Raja, bukan penghulu. Demikian pula sosok Wali Jangkung, mengingat para pendatang dari India lebih memiliki sosok yang lebih tinggi dari para penduduk yang datang sebelumnya atau pribumi.
Menurut Naskah Wangsakerta Aki Tirem adalah putera Ki Srengga, Ki Srengga Putera Nyai Sariti Warawiri, Nyai Sariti Warawiri puteri Sang Aki Bajulpakel, Aki Bajulpakel putera Aki Dungkul dari Swarnabhumi bagian selatan kemudian berdiam di Jawa Barat sebelah Barat, Aki Dungkul putera Ki Pawang Sawer, Ki Pawang Sawer Putera Datuk Pawang Marga, Datuk Pawang Marga putera Ki Bagang yang berdiam di swarnabhumi sebelah utara, Ki Bagang putera Datuk Waling yang berdiam di Pulau Hujung Mendini, Datuk Waling putera Datuk Banda, ia berdiam di dukuh tepi sungai, Datuk Banda putera Nesan, yang berasal dari Langkasungka. Sedangkan Nenek moyangnya berasal dari negeri Yawana sebelah barat.
Jika dipelajari lebih jauh lagi, naskah Wangsakerta yang ditulis pada tahun 1677 M menceritakan, bahwa pendatang dari Yawana dan Syangka yang termasuk kedalam kelompok manusia purba tengahan (janma purwwamadhya) tiba kira-kira tahun 1.600 sebelum saka. Kaum pendatang yang tiba di Pulau Jawa kira-kira antara 300 sampai dengan 100 tahun sebelum saka. Mereka telah memiliki ilmu yang tinggi (widyanipuna) dan telah melakukan perdagangan serbaneka barang. Para pendatang ini menyebar ke pulau-pulau Nusantara.”
Informasi yang didapat dari petikan itu sudah lebih mengarah, Aki Tirem yang diperkirakan merupakan pendiri awal kerajaan-kerajaan Sunda, dinyatakan bahwa nenek moyang Aki Tirem adalah dari Yawana barat. Informasi ini sudah lebih khusus mengatakan asal mula kesukuan Sunda atau kerajaan Sunda yaitu dari Yawana. Hal ini merupakan titik terang untuk proses penyidikan atas misteri negara bernama Yawana, yang disebut dalam kitab Negara Kertagama. Tapi kedua sumber diatas belum valid atau sah, belum sah betul, karena bukanlah bukti otentik sejarah, hanya berdasarkan keterangan dari sumber lain juga. Harus ada bukti informasi yang sah secara hukum penyidikan, makanya harus dicari lagi sumber lain.
Keterangan sumber ketiga sebagai berikut:
Sumber : serbasejarah.files.wordpress.com. Sumber pembuat tidak ditemukan karena sudah berbentuk file dokumen, terkecuali alamat blog, dan file bisa dibuka dan dibaca (Read only), didapat beberapa petikan yang menyatakan dan melibatkan nama Yawana.
Pertikan pertama:
“Asal bangsa Indo-mongolid, yang jelas adalah Cina Selatan, akan tetapi sebagian dari mereka itu dahulunya datang dari Tibet Timur. Mungkin keributan di Asia Tengah itu menjalar ke Cina Selatan. Dari sini terjadi migrasi ke wilayah Asia Tenggara yang relatif masih kosong, melalui jurang-jurang dan lembah-lembah sungai di Cina, Birma dan Siam. Tekanan di Cina Selatan agaknya bertalian erat dengan mulai berkembangnya kerajaan Cina yang dengan tegas akan tetapi bertahap menghendaki sinifikasi bagi seluruh wilayahnya sampal batas selatannya yakni garis pegununan Himalaya-Nanling (Daldjoeni,1984: 3, 9-10).
Pada naskah Pustaka Rajayarajya i Bhunri Nusantara parwa I sarga 1, dikemukakan peristiwa sebagal berikut:
Perpindahan (panigit) manusia pendatang dari benua utara: Yawana, Campa, Syangka, dan dari daerah-daerah sebelah timur Gaudi (Benggala) menyebar ke Ujung Mendini (Semenanjung Malaysia), Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kutalingga, Gowa, Makasar, dan pulau-pulau lain di sebelah belahan timur Nusantara, termasuk Nusa Bali. Mereka tiba di Nusantara kira-kira 20.000 tahun sebelum tarikh Saka.
Manusia yaksa kerdil (wamana purusa), sebagal pribumi berperangai buas dan kejam seperti hewan. Oleh sebab itu mereka diperangi dan dikalahkan oleh para pendatang baru.”
Petikan kedua :
Sebaliknya, kaum pendatang baru memiliki berbagai ilmu pengetahuan, yaitu membuat panah dan perkakas dari besi, telah mengenal emas, perak, manik, permata, menguasai ilmu pembuatan busur dan panah (wedastra), dan ilmu memanah (dhanurweda), serta membuat aneka obat-obatan, dan perahu dengan baik. Mereka telah menanam padi untuk kepeduan makan sehari-hari, mengetahui ilmu perbintangan (panaksastra), membuat pakalan dan perhiasan yang indah dan bagus karena dihiasi ukiran, serta membuat wayang dari kulit diukir. Mereka pun telah mampu mendirikan rumah besar untuk keluarga, membuat api dengan batu api dan besi, serta membuat tabuh-tabuhan untuk mengiringi tari.
Di samping itu, mereka telah menyusun peraturan tentang kampung dan uang, serta memiliki pengetahuan tentang gerhana, gempa bumi, ukuran, makanan, hari, tumbuhan, musim hujan, musim kemarau, ilmu tentang hutan, tentang hewan, tentang tanah, tentang gunung, tentang ucapan, lalu ilmu tentang rempah-rempah, hutan dan gunung, ekonomi (swataning janapada) dan sebagainya.
Kaum pendatang dari negeri Yawana dan Syangka, yang termasuk ke dalam kelompok manusia purba-tengahan (janna puruwwamadya), tiba kira-kira tahun 1.600 sebelum tarikh Saka. Kaum pendatang baru yang tiba di Pulau Jawa antara tahun 300 sampal 100 sebelum tarikh Saka, telah memiliki ilmu yang tinggi (widyanipuna). Mereka telah mengetahui cara memperdagangkan beraneka barang. Kaum pendatang kelompok ini, menyebar ke pulau-pulau di Nusantara.
Zaman ini, oleh para mahakawi disebut zaman Besi (wesiyuga), karena mereka telah mampu membuat berbagai macam barang dan senjata dari besi, serta telah mengenal penggunaan emaa dan perak. Mereka merasuk ke desa-desa yang dikunjunginya, seolah-olah Pulau Jawa dan pulau-pulau di Nusantara ini kepunyaan mereka semuanya. Pribumi yang tidak mau menurut atau menghalangi, segera dikalahkan, sehingga bukan saja maksudnya tidak berkesampaian, mereka pun harus menjadi bawahan yang tunduk kepada yang berkuasa.”
Petikan-petikan tersebut diatas menceritakan proses gelombang kedatangan dari negeri Yuwana dengan tata urutan waktu seperti diatas, inti dasar pokok bahasan sama yaitu asal muasal atau nenek moyang orang Sunda (red, lebih dikhususkan) dari negeri Yawana.
Yang jadi pertanyaan adalah angka tahun sumbernya dari mana, dengan menyebutkan kisaran waktu tahun sebelum masehi (SM). Apakah dari umur fosil yang ditemukan, soalnya fosil sejarah manusia purba hanya bisa memberikan informasi umur fosil, tidak bisa memberikan informasi penyebaran mereka, terkecuali ada fosil dengan jenis yang sama tersebar diberbagai tempat. 
Informasi dari kedua petikan diatas juga belum memberikan justifikasi hukum yang valid, tetap harus ada informasi lainnya.
Keterangan sumber informasi keempat, sebagai berikut:
Sumber alamat web site diambil dari web dengan tampilan cepat format html dalam format penulisan pdf: books.google.co.id, dari tampilan alamat web diatas didapat yang didapat dalam bentuk format pdf, penulis kemudian dilakukan prtsc sysrq, kemudian ditulis ulang dengan petikannya sebagai berikut:
Sj8 MNJBS /-70-871 NAGARA KERTABUMI
Bhs. Jawa Cirebon Aks. Cacarakan  Prosa  08.29 124 hlm Dluwang, Judul: dalam teks. Pustaka Nagarakertabumi (h.1); Luar teks: Nagara Kerta Bhumi (tempelan)Ukuran : sampul: 35 x 27 cm; hlm.: 35 x 27 cm; tulisan: 31 x 22 cm, Jilid: 3 : I-1; jenis alas naskah: dluwang buatan tradisional; sampul: tebal, Terbungkus kain blacu Hlm.: yg ditulis : 124, Penomoran hlm.: Ada dengan angka Carakan 1-124 yang ditulis pada Margin atas tengah. Tinta hitam. Tulisan: masih terbaca jelas dan ruang tulisan terbingkai garis ganda. Keadaan fisik: Umunnya masih baik dan terpelihara, namun kertas kusam kecoklat-coklatan; penjilidan agak ketat, Karangan:  Pangeran Wangsakerta , dkk; pemrakarsa: Sultan-Sultan Cirebon; tahun 1692; tempat; Cirebon Asal Naskah : Cirebon. Tempat Penyimpanan: Museum Negeri Jawa Barat “ Si Baduga” Bandung
Teks ini antara lain diawali dengan menyebut beberapa nagara, antara lain Syanka Nagari, Yawana Nagari. Diantara pemduduk tersebut banyak yang belayar menggunakan perhu kayu “ getek” menuju ke arah Selatan yang salah satu tujuannya adalah Pulau Jawa akibat bencana alam. Mereka berbaur dengan penduduk setempat.
Sedang bagian akhir disebut beberapa kerajaan, anatara lain Tarumanagara, Sriwijaya, Keling, Medang-Mataram, kerajaan Sunda, Galuh, Indraprahasta. Kerajaan-kerajaan di Bharata adalah Sanghyang Hujung, Carbon nagari, Wilwatika, Demak, Singhasari. Teks ini dilengkapi dengan keterangan dari teks Rajyawaarnana I Bhumi Nusantara. Teks ini merupakan seri ke -1 dalam bagian I dari tiga bagian naskah Negara Kertabhumi
Sj8 MNJBS /-76-975 NAGARA KERTABUMI, Bhs. Jawa Cirebon Aks. Cacarakan Prosa 08.30”
Petikan diatas dapat dianggap data yang merupakan bukti otentik, karena fisiknya bisa ditemukan di museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat. Judul buku atau kitab adalah Negara Kertabumi, dan termasuk kedalam kumpulan kitab Wangsakerja juga, model nama yang serupa dengan kitab Negara Kertagama.
Keterangan sumber informasi kelima, sebagai berikut:
Sumber dari buku dengan judul Atlantis " The Lost Continent Finally Found" karya Prof. Arysio Santos (geolog dan fisikawan Nuklir Brazil)
Petikan pertama sebagai berikut:
"Adalah menarik untuk melihat bahwa pulau Jawa dan Sumatera pada awalnya bernama Jawa. Pulau yang satu disebut Jawa Besar dan yang satu lagi Jawa Kecil. Sering sekali, kedua pulau itu tidak dibedakan dan disebut dalam satu nama tersebut. Fakta ini membuktikan bahwa mereka mulanya satu, seperti yang ditunjukan dalam kronik Jawa (red, Pustaka Raja Purwa) tersebut.
Nama Jawa juga sangat penting. Dalam bahasa Sansekerta, toponimi ini sebenarnya berarti "putih". Jawa adalah "Pulau Putih" legendaris yang telah dianggap sebagai lokasi surga, seperti dibicarakan secara mendalam sebelumnya. Apalagi Jawa berkaitan dengan Javana atau Yavana, yaitu ras-ras berkulit putih." (hal. 369-370)
Petikan Kedua sebagai berikut:
"Istilah sansekerta untuk padi adalah java atau yava, yang persis sama dengan nama Pulau Jawa (di Indonesia). Nama ini juga sama dengan sebutan untuk ras berkulit putih dalam bahasa India, yaitu Yavana. Dari istilah ini jugalah nama bangsa Yunani atau Ionia, juga nama Javan, putra Japheth berasal.
Entonim ini dieja dengan Larones menurut Homer, sebuah bentuk yang tidak diragukan lagi, biasa berasal dari India. Fakta ini membuktikan dengan pasti bahwa bangsa Yunani berasal dari Timur Jauh."  (hal. 451)
Sumber ini memberikan fakta adanya istilah bahasa sansekerta tentang Java atau Yava, Javana atau Yavana dan pelafalan untuk Yavana biasanya kita sebut sebagai Yawana. Javana atau Yavana sendiri mempunyai arti sebagai ras berkulit putih dan Pulau Java atau Jawa adalah Pulau Putih.
Munculnya nama Yawana untuk sebutan ras berkulit putih merupakan bahasa India, tentunya dari negeri India, dan lebih jauh penulis buku itu sendiri mengatakan bahwa Javana atau Yavana atau Yawana sangat erat kaitanya dengan Pulau Jawa.
Kesimpulan buku ini adalah Atlantis atau Surga yang hilang berasal dari Indonesia artinya semua peradaban kembali ke Indonesia sebagai pusat peradaban manusia pada mulanya. Jawa dan Sumatera-lah letak atlantis itu.

2 komentar:

  1. SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    BalasHapus
  2. artikel nya ngaco....
    Dahulu Nusabtara disebut Sunda Land Ada Sunda Besar dan Sunda Kecil,
    Tapi dalam artikel ini diganti menjadi Jawa Besar & Jawa Kecil...?
    Jelas si pembuat artikel ini sedang membangun opini kejawa an...

    PALSU. !!!!

    BalasHapus

Komentarlah dengan baik dan sopan. Pasti akan dibalas oleh pemilik. Mohon jangan mengandung unsur kasar dan sara, mari berbagi pengetahuan, silakan kritik karena kritik itu membangun dan membuat sesuatu menjadi lebih baik

Creative Commons License
MENGUAK TABIR SEJARAH NUSANTARA by Ejang Hadian Ridwan is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at menguaktabirsejarah.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://menguaktabirsejarah.blogspot.com.